Syariat Kepemimpinan

by
foto;istimewa

Oleh: Herry M. Joesoef

Dalam sebuah komunitas atau wilayah, keberadaan seorang pemimpin adalah mutlak. Selain berperan mensyiarkan agama Allah, keadilan diperlukan untuk mengatur kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.

wartapilihan.com,Jakarta –Menurut Syekh Imamah ‘Uzhma, dalam Al-Imamah al-Uzma inda ‘ahlissunnah wal Jama’ah. Kaum muslimin wajib memiliki imam atau pemimpin guna menegakkan syiar-syiar agama, dan memberikan keadilan pada mereka yang dizalimi. Allah memberi petunjuk kepada umat manusia tentang hierarki ketaatan, sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa’: 59)

Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili, dalam Tafsir Al-Wasith, taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya wajib hukumnya dengan menjalankan hukum-hukum Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, seperti itu juga wajib taat pada para pemimpin umat, ahlul halli wal ‘aqdi, yaitu para pemimpin eksekutif umat dan para ahli ijtihad dalam pembuatan kebijakan dari kalangan ulama, pemerintah, dan pemimpin.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir berpendapat, bahwa, ayat ini berlaku secara umum untuk seluruh ulil amri dari kalangan amir dan ulama. Ulil amri adalah para pemimpin. Adapun perintah untuk taat kepada pemimpin menunjukkan wajibnya mengangkat seorang pemimpin, ulil amri atau imam. Maka, jamaah kaum muslimin wajib mengangkat seorang imam di antara mereka. Dalam konteks geografis, kepemimpinan itu perlu ada mulai dari yang terkecil, di tingkat RT sampai presiden di suatu negara, dan khalifah untuk dunia.

Betapa pentingnya masalah kepemimpinan ini sampai-sampai Rasulllah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk mengangkat seorang pemimpin ketika hendak berpergian. Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menarasikan:

إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

Jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR. Imam Abu Dawud)

Seorang pemimpin yang baik adalah yang mencintai rakyatnya, dan rakyatnya mencintainya juga. Pemimpin dan rakyat saling mendoakan, dan seterusnya. Sahabat ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menarasikan:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian. Kemudian ada yang bertanya, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Imam Muslim)

Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta Dr. Muinuddinillah Basri, punya pendapat menarik tentang kepemimpinan ini. Menurutnya, kualitas pemimpin dilahirkan dari kualitas rakyat, dan kualitas agama rakyat akan dipengaruhi kualitas agama pemimpinnya. Melahirkan pemimpin shaleh adalah suatu kewajiban dan sekaligus sebuah kenikmatan yang besar. Maka, wajib melahirkan pemimpin shaleh dari rumah tangga, RT, RW, kota, kabupaten, gubernur sampai presiden yang memimpin dengan Allah, berkualitas ulama atau orang-orang yang tunduk dan menghormati ulama.

Logikanya, jika kita memilih pemimpin, dengarkan suara ulama atau kumpulan ulama yang ikhlas, yang berjalan dan berfatwa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *