Bantuan kemanusian PBB untuk korban sipil di Ghouta Timur tersendat. Meski sudah ada perjanjian gencatan senjata, serangan udara masih terus dilancarkan tentara rezim Suriah.
Wartapilihan.com, Ghouta Timur – Sekitar 40 truk telah siap untuk mengangkut pasokan bantuan ke daerah yang mengalami pengeboman dan pengepungan oleh tentara rezim Suriah yang menghancurkan Ghouta Timur, namun tetap terjadi pertempuran meski ada sebuah resolusi gencatan senjata PBB.
Mark Lowcock, agen PBB di bawah sekretaris jenderal untuk urusan kemanusiaan, mengatakan bahwa tidak ada perubahan dalam situasi di sekitar daerah kantong oposisi di daerah pinggiran Damaskus meskipun ada sebuah resolusi gencatan senjata pada hari Sabtu (24/2).
“Kapan resolusi Anda akan mengimplementasikan?” dia bertanya sambil menatap tajam anggota Dewan Keamanan PBB yang mendengarkan dengan saksama.
Lowcock mengatakan bahwa truk yang dilengkapi dengan persediaan telah siap untuk pergi ke 10 daerah yang terkepung termasuk Douma.
Tidak ada akses untuk konvoi kemanusiaan, atau otorisasi oleh rezim untuk pergi ke wilayah yang terkepung, atau evakuasi medis sejak resolusi Dewan Keamanan disahkan, katanya.
Sebaliknya, pemboman terus berlanjut dan kematian dan luka-luka telah meningkat, katanya, ketika berbicara dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan bulanan yang ditujukan untuk konflik Suriah.
Perwakilan AS, Kelley Currie, menuduh rezim Suriah melanggar gencatan senjata, sementara Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia, menuduh pejuang oposisi.
Carl Skau, Wakil Duta Besar Swedia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, menuntut “akses langsung” untuk bantuan kemanusiaan. “Tidak ada waktu untuk menyerah,” katanya.
Sebelum pertemuan dimulai, Duta Besar Prancis, Francois Delattre, mengingatkan bahwa pejuang oposisi di Ghouta telah mengatakan pada hari Selasa (27/2) bahwa mereka siap untuk melakukan gencatan senjata, namun rezim Suriah tidak memberikan tanda bahwa mereka siap untuk melakukan hal yang sama.
“Ini adalah kredibilitas kolektif Dewan Keamanan dan tanggung jawab masing-masing anggotanya bahwa saat ini sangat dipertaruhkan dalam drama Suriah,” katanya.
Jeffrey Feltman, agen PBB di bawah sekretaris jenderal untuk urusan politik, menyatakan frustrasi atas lambannya aksi dewan tersebut.
“Yang kami butuhkan adalah implementasi (resolusi) 2401 dan itu tidak terjadi,” katanya.
Setelah malam pertempuran hebat di pinggiran Ghouta Timur, pesawat Suriah pada Rabu (28/2) dini hari mengebom beberapa daerah di daerah kantong pejuang oposisi, tempat sekitar 600 warga sipil telah meninggal sejak 18 Februari, sekitar seperempat dari mereka adalah anak-anak, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Demikian dilaporkan AFP.
Moedja Adzim