Serangan bunuh diri di konser Ariana Grande di Inggris

by

Sedikitnya 22 orang, terdapat anak-anak, tewas dan 59 terluka ketika seorang pengebom bunuh diri menyerang ribuan penggemar yang keluar dari sebuah konser penyanyi Ariana Grande di kota Inggris, Manchester, Senin (22/5).
Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa insiden tersebut merupakan serangan teroris dan menjadikannya serangan militan paling mematikan di Inggris sejak empat orang Muslim Inggris membunuh 52 orang dalam pengeboman bunuh diri di sistem transportasi London pada bulan Juli 2005.
Polisi mengatakan bahwa penyerang tersebut tewas setelah meledakkan bahan peledak sesaat setelah pukul 10.33 malam waktu setempat di Manchester Arena yang memiliki kapasitas untuk menampung 21.000 orang. Anak-anak termasuk di antara korban tewas, kata polisi.
“Kami percaya, pada tahap ini, serangan tadi malam dilakukan oleh satu orang,” kata Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins, kepada wartawan seperti dilansir Reuters. “Prioritasnya adalah menentukan apakah dia bertindak sendiri atau sebagai bagian dari jaringan.
“Penyerang tewas di arena. Kami percaya penyerang itu membawa alat peledak improvisasi yang diledakkan yang menyebabkan kekejaman ini.”
Seorang saksi yang menghadiri konser tersebut mengatakan bahwa ia merasakan ledakan besar saat ia meninggalkan arena yang diikuti oleh teriakan dan ribuan orang yang tergesa-gesa berusaha melarikan diri dari gedung tersebut.
Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan penggemar, banyak dari mereka anak muda, menjerit dan berlari dari tempat tersebut. Puluhan orang tua panik mencari anak mereka dengan memajang foto dan memohon informasi di media sosial.
“Kami membuat jalan keluar dan ketika kami berada tepat di dekat pintu, ada ledakan besar dan semua orang berteriak,” kata perugas konser, Catherine Macfarlane, kepada Reuters.
“Itu adalah ledakan besar. Anda bisa merasakannya di dada Anda. Sangat kacau. Semua orang berlari dan berteriak mencoba untuk keluar.”
Ariana Grande kemudian berkata di Twitter: “hancur. dari lubuk hatiku, aku sangat menyesal, aku tidak punya kata-kata.”
May yang akan menghadapi pemilihan dalam dua setengah minggu ke depan mengatakan bahwa pikirannya ada pada para korban dan keluarga mereka. Ia dan Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh oposisi, setuju untuk menunda kampanye menjelang pemilihan 8 Juni nanti.
“Kami berusaha untuk menetapkan rincian lengkap tentang apa yang sedang ditangani oleh polisi sebagai serangan teroris yang mengerikan,” kata May dalam sebuah pernyataan, “Semua pikiran kita ada pada para korban dan keluarga mereka yang telah terkena dampaknya.”

Reporter: Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *