Sekolah Mengemudi di Saudi

by
http://www.iphone.afp.com

Perguruan tinggi perempuan di Saudi berencana untuk membuka sekolah mengemudi untuk wanita. Sebagai respons atas dicabutnya larangan mengemudi bagi wanita.

Wartapilihan.com, Riyadh –Sebuah universitas di Arab Saudi mengatakan akan membuka sekolah mengemudi untuk wanita. Sekolah mengemudi tersebut merupakan yang pertama setelah larangan mengemudi perempuan dicabut.

“Princess Nourah University sedang mempersiapkan  mendirikan sebuah sekolah mengemudi yang bekerja sama dengan pihak terkait,” kata rilis universitas wanita tersebut pada hari Sabtu (30/9) sebagaimana dilansir AFP.

“Ini adalah pengumuman pertama setelah perintah yang dikeluarkan pada pekan ini oleh Raja Salman memungkinkan wanita mengemudi,” katanya.

Arab Saudi pada hari Selasa (26/9) mengatakan akan memberikan izin mengemudi untuk wanita di bawah keputusan kerajaan yang mulai berlaku pada bulan Juni. Hal tersebut memicu euforia dan ketidakpercayaan di kalangan aktivis yang telah lama memperjuangkan larangan tersebut.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang wanita untuk mengemudi. Princess Nourah University mengatakan memiliki lebih dari 60.000 mahasiswi di Riyadh dan kota lainnya.

Keputusan hari Selasa ini diharapkan dapat mendorong perempuan masuk ke dalam angkatan kerja dan meningkatkan penjualan mobil, terutama dalam beberapa bulan mendatang sebelum diberlakukannya peraturan pajak pertambahan nilai pemerintah pada Januari 2018.

Produsen mobil, termasuk Nissan, Chevrolet dan Ford,  bergegas  memberi selamat kepada wanita Saudi karena jutaan wanita diperkirakan akan memenuhi jalan di kerajaan tersebut dalam tahun-tahun mendatang.

Pangeran Mahkota Arab Saudi yang baru, Mohammed bin Salman, seperti dikutip The Guardian, melihat perempuan mengemudi sebagai kunci reformasi.

Ia menegaskan bahwa langkah tersebut akan menyebabkan partisipasi perempuan yang lebih tinggi dalam angkatan kerja dan memecahkan peran gender yang membatasi interaksi sosial antara pria dan wanita di lingkungan keluarga terdekat.

Namun, Pangeran Mahkota dan ayahnya, Raja Salman, khawatir bahwa bergerak terlalu cepat dalam reformasi akan menyebabkan kemarahan ulama dan elemen masyarakat Saudi yang mematuhi interpretasi ajaran Islam Sunni yang telah mengakar pada sebagian besar negara lebih dari satu abad, itu.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *