Wartapilihan.com – Dialah Sayid Qutb. Penampilannya sederhana. Berkumis tipis dan tidak berjenggot. Penampilannya pun kalem. Tapi kata-kata, tulisan dan ucapannya menggetarkan. Karena kalimat-kalimatnya itulah ia dipenjarakan dan dihukum mati oleh kawannya sendiri, Gamal Abdul Nasser.
Adakah kesalahan Sayid Qutb menurut Islam? Tidak ada. Tapi bagi Nasser ia adalah seorang kriminal. Karena Qutb mundur dari jabatan pemerintahan yang ditawarkannya dan terus menulis dan berpidato tentang perlunya Mesir menjadi negeri Islam. Sementara Nasser mengharuskan negerinya menjadi negeri sosialis. Memang kadang kawan menjadi lawan dalam politik.
Qutb bukanlah ulama sembarangan. Lelaki kelahiran 1906 ini, telah menulis buku lebih dari 25 buah. Buku-bukunya best seller dan menjadi referensi bagi kaum muda Mesir, Saudi, Yordan, Indonesia, Amerika dan bahkan seluruh dunia. Tafsirnya Fi Zhilalil Quran menjadi kajian di pesantren-pesantren Indonesia hingga saat ini.
Tafsir Fi Zhilal ini ia selesaikan di penjara. Qutb dipenjara bertahun-tahun tanpa `salah`. Di pengadilan, bukunya Maalim fit Thariq yang dijadikan barang bukti oleh hakim –aparat Nasser- bahwa ia berlaku kriminal.
Mengapa Qutb harus dipenjara? Ya, karena Nasser menganggap Qutb ini membahayakan kekuasaannya. Ia melihat bahwa ceramah dan tulisan-tulisan Qutb mendapat sambutan hangat masyarakat Mesir dan dunia Islam. Bila Qutb dibiarkan bebas di luar, maka pengaruh dirinya akan mengecil atau sama sekali tidak diperhitungkan bagi dunia Islam, khususnya dunia Arab.
Padahal saat itu Nasser lagi membangun citra –seperti Soekarno di sini- sebagai pahlawan dunia Arab. Nasser ingin negara-negara Arab `membentuk Pan Arabisme` di bawah kekuasaannya.
Hubungan Nasser dan Qutb sebelum Revolusi Mesir Agustus 1952 sebenarnya cukup akrab. Ketika menjelang revolusi, Nasser sering mendatangi `rumah Qutb` untuk diajak bersama revolusi. Nasser memanfaatkan Qutb untuk mendukung revolusi, karena ia adalah tokoh berpengaruh di Ikhwanul Muslimin. Massa Ikhwan dan Qutb dimanfaatkan oleh Nasser untuk memuluskan revolusinya.
Revolusi di Mesir pun sukses. Syekh Abdullah Azzam, guru besar mujahidin Afghanistan, dalam bukunya Asy Syahid Sayyid Qutb menceritakan, bahwa beberapa hari setelah revolusi itu, Qutb diminta untuk menyampaikan pidato di depan ribuan orang. Termasuk yang hadir adalah wakil negara-negara Arab Muslim yang ada di Mesir, para politisi, sastrawan, ahli hokum dan para guru besar dari berbagai perguruan tinggi dan akademisi. Dalam pidatonya, Sayid Qutb antara lain menyatakan : ~Sekarang revolusi betul-betul telah dimulai. Tetapi kita tidak boleh menyanjung-nyanjungnya, sebab dia belum memberikan sesuatu yang berarti. Diturunkannya Raja Fahd bukanlah tujuan revolusi ini. Akan tetapi tujuannya adalah mengembalikan negeri ini ke Islam…Pada masa kerajaan, saya selalu siap untuk dipenjarakan setiap saat dan perkembangan hari ini pun belum menjamin keamanan diri saya. Pada saat ini, saya selalu siap untuk dijebloskan ke dalam penjara atau bahkan di penjara lebih dari yang ada sebelumnya.”
Pernyataan Qutb itu tentu mengejutkan banyak hadirin. Nasser kemudian berpidato menanggapi Qutb : “Saudaraku Sayid Qutb, demi Allah, mereka tidak akan bisa mengganggumu kecuali harus melewati mayat kami. Kami berikan janji kami dengan nama Allah. Bahkan kami ulangi janji kami, bahwa kami akan menjadi pembela-pembelamu hingga akhir hayat kami.” (Lihat buku Sayid Qutb, Biografi dan Kejernihan Pemikirannya karya Nuim Hidayat, GIP, Jakarta).
Nasser mengkhianati janjinya sendiri. Meski janji itu diucapkan dengan bersumpah `nama Allah`. Ia memenjarakan Sayid Qutb dan akhirnya menghukum mati sahabatnya sendiri tahun 1966.
000
Sayid Qutb bukan ulama sembarangan. Ia bukan ulama yang `duduk manis` di belakang meja hanya mengajar murid-muridnya. Qutb adalah mujahid dan mujtahid. Ia menulis, ceramah dan bergerak bersama Ikhwanul Muslimin membangun masyarakat Islam di Mesir.
Karena itu, ia dimusuhi penguasa, Gamal Abdul Nasser. Memang para penguasa cenderung iri dengki bila ada tokoh yang mampu menyaingi dirinya. Maka seperti Raja Faruk yang membantai Hasan al Banna, maka Sayid Qutb juga dihukum gantung oleh Nasser.
Apakah Sayid Qutb berpisah dengan dunia setelah ia dihukum gantung? Tidak. Justru setelah ia wafat syahid, buku-buku karyanya dan ceramahnya menyebar luas ke seluruh dunia. Al Qurán menyatakan :
“Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, mereka mati. Tetapi mereka hidup, namun kamu tidak menyadarinya.” (QS al Baqarah 154).
Ya Qutb tetap hidup. Hanya tubuhnya yang meninggal. Pemikiran-pemikirannya terus hidup dan menumbuh suburkan generasi untuk cinta Al Quran. Tafsir Fi Zhilalil Quran bila dikaji dengan seksama, maka seorang Muslim akan terkesima. Qutb berhasil menggambarkan perumpamaan-perumpamaan Al Quran seakan-akan hadir di depan pembacanya.
Coba bacalah bukunya Tashwirul Fan fil Quranul Karim karyanya, kita akan dibuat bergetar olehnya. Misalnya ketika Qutb menjelaskan tentang surat al Alaq yang pertama kali turun kepada Rasulullah. Kata Qutb : “Inilah surat pertama dalam Al Quran. Sangat sesuai ketika surat ini dibuka dengan Iqra` …dan dengan “bismi rabbik”, Karena Dialah yang menyeru dengan namaNya untuk memeluk agama. Dan Allah, Rabb, maka disitu bermakna tarbiyah (asal kata Rabb) dan taklim. Iqra` bismi rabbika.
Ini merupakan awal dakwah. Maka Allah SWT memilih sifat Rabb dari sekian banyak nama (sifatNya) yang terkandung di dalamnya makna memulai kehidupan…”
Buku Qutb Maalim fit Thariq adalah buku yang monumental. Menurut Syekh Abdullah Azam pada tahun 1965 itu, Dinas Intelijen Amerika mengirim surat kepada Gamal Abdul Nasser agar mengawasi buku itu karena telah lalu terjual 30 ribu di pasar. Bayangkan saat itu buku Qutb laku sampai 30 ribu eksemplar. Buku Qutb ini dijadikan hakim di pengadilan Mesir untuk menghukum mati Ulama Besar ini.
Buku Maalim ini bisa dikatakan ringkasan dari seluruh karyanya. Dan Qutb sebenarnya ingin menyambung bukunya ini, tapi takdir Allah berkata lain. Dalam bukunya ini, Qutb menegaskan bahwa bila pendidikan Qurani dilakukan secara sungguh-sungguh maka bisa lahir kembali generasi yang hebat, seperti sahabat Rasulullah saw. Qutb menyatakan bahwa belum pernah ada generasi yang berkumpul orang-orang hebat dalam satu zaman dan satu tempat dalam sejarah manusia. Boleh jadi ada orang-orang hebat dalam sejarah manusia, tapi waktu dan tempatnya berlainan.
Apakah generasi seperti ini bisa dilahirkan kembali? Menurut Qutb bisa. Asal generasi dididik dengan Al Quran dengan sungguh-sungguh. Al Quran bukan hanya dihafal atau digali secara ilmiah, tapi juga dilaksanakan dengan sungguh-sungguh (tentu ditambah dengan ilmu-ilmu lain yang bersumber dari Al Quran).
Di sini juga Qutb membagi antara masyarakat Islam dan masyarakat Jahiliyah. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang sumber hukum (nilai dan inspirasinya) dari Al Quran (dan Hadits sebagai penjelas Al Quran) sedangkan masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang sumber hukumnya dari nafsu atau akalnya sendiri yang mencampakkan al Quran.
Qutb banyak dikecam oleh para ilmuan politik Barat (seperti ahli politik Amerika Prof Leonard Binder) dan juga oleh ‘ulama` yang tidak serius mengkaji karya dan kehidupan Sayid Qutb. Biasanya yang mereka masalah adalah konsep hukum soal hakimiyah dan penggunaan senjata dalam perjuangan.
Memang Sayid Qutb menyatakan bahwa kedaulatan adalah di `tangan Allah`. Karena memang manusia dengan badan dan alat inderanya ini hakikatnya adalah diciptakan Allah. Manusia tidak menciptakan dirinya sendiri. Maka ketika manusia memaksa membuat aturan sendiri, dan mencampakkan aturan Allah yang menciptakan manusia dana lam semesta ini, maka manusia mesti mengalami kerusakan. Dan ini kita lihat saat ini, bagaimana peradaban manusia mengalami kerusakan. Seperti perlombaan senjata api, perlombaan nuklir, Perang Dunia I dan 2, peperangan di Timur Tengah dan lain-lain.
Ketika manusia mencoba membuat aturan sendiri, maka aturan itu pasti akan dibuat sesuai dengan hawa nafsunya sendiri. Sebagaimana kita lihat Barat membuat aturan tentang Hak Asasi Manusia, demokrasi liberal dan seterusnya. Amerika misalnya, menyatakan bahwa HAM harus ditegakkan. Tapi dia dengan pongahnya bekerja sama dengan Israel membantai rakyat Palestina dan memaksakan pendirian negara Israel di tengah-tengah negeri Islam. Amerika dan Inggris –yang memelopori pendirian negar Israel 1948- menginginkan bahwa dunia Islam di Timur Tengah terus berperang dan tidak bisa mengadakan persatuan untuk melawan Barat/Amerika. Maka lihatlah setelah tahun 1948, peperangan di Timur Tengah selalu terjadi.
Sayid Qutb terlihat kehebatannya juga ketika menulis buku Islam dan Perdamaian Dunia. Dengan pandangan yang jernih Qutb menyatakan bahwa perdamaian dunia dimulai dari perdamaian jiwa individu… Maka, bila menginginkan perdamaian dunia, senjata api harus dihapuskan dari muka bumi. Karena untuk apa digunakan senjata api? Kecuali digunakan untuk nafsu imperialisme merusak bangsa lain atau membunuh manusia sebanyak-banyaknya. Dan ini tentu berlawanan dengan sifat fitrah manusia.
Rasulullah saw adalah teladan hebat dalam membina jiwa yang damai. Lihatlah bagaimana Rasulullah –utusan Allah- membudayakan salam perdamaian ketika bertemu, bahkan salam damai diucapkan tiap Muslim minimal lima sekali sehari. Rasulullah yang pertama kali menghapuskan pembunuhan anak-anak perempuan yang saat itu menjadi budaya Arab. Budaya Arab saat itu seperti melanjutkan budaya yang diciptakan Firaun yang hanya menghormati bayi laki-laki. Bayi perempuan bila lahir, dianggap hina oleh masyarakat Arab ketika itu. Rasulullah menghapusnya bahkan dalam sebuah sabdaNya Rasul menyatakan bahwa anak harus menghormati ibunya (disebut tiga kali), setelah itu baru ahrus menghormati ayahnya. Rasulullah saw menghancurkan sifat ashabiyah atau kesukuan dalam Arab yang masing-masing membanggakan sukunya dan cenderung mengajak pada peperangan kepada suku lain.
Bila kita membaca buku-buku Sayid Qutb, seolah-olah kita akan terus dibawa hanyut ke dalamnya. Karena Qutb menulis dengan penghayatan, dengan hatinya, dengan pengalamannya dalam menegakkan perjuangan Islam.
Qutb melanjutkan perjuangan ulama-ulama dan para sahabat terdahulu yang tidak hanya mengajar muridnya di sekolah atau pesantren. Tapi Qutb mengajar muridnya juga di arena lapangan. Di arena masyarakat dan negara, bahkan dunia. Qutb mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran (Al Quran) harus diperjuangkan, meski harus ditebus dengan nyawa.
Allah SWT menyatakan :
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS ash Shaff 9-14). |NHD
Hi! I’m at work surfing around your blog from my new apple iphone!
Just wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts!
Keep up the fantastic work!