PM India mengatakan bahwa Kashmir tidak akan menuju perdamaian dengan kekerasan dan peluru. Pada saat yang bersamaan, justru tindakan ofensif pemerintah makin meningkat terhadap warga Kashmir.
Wartapilihan.com, India – Perdana Menteri India, Narendra Modi, dalam pidato memperingati kemerdekaan 70 tahun India, mengatakan, bahwa pasukan militer tidak akan menyelesaikan situasi di Kashmir.
Komentar PM India pada hai Selasa (15/8) kemarin terjadi di tengah meningkatnya pertempuran antara tentara India dan pejuang separatis di wilayah Himalaya.
“Kekerasan dan peluru tidak akan menyelesaikan masalah Kashmir,” kata Modi, “tetapi dengan merangkul orang-orang Kashmir”.
Dua hari sebelumnya di daerah Shopian Kashmir, tiga pejuang lokal, dua tentara, dan dua warga sipil tewas dalam baku tembak yang menyebabkan demonstrasi jalanan yang melukai lebih dari belasan orang.
Situasi di Kashmir terus memanas, terutama di wilayah selatan.
Pasukan India melqkukan operasi besar yang mengakibatkan kematian lebih dari 130 pejuang dan warga sipil.
Realitas yang Berbeda
Sheikh Showkat Hussain, seorang analis politik Kashmir, mengatakan bahwa pernyataan seperti yang diucapkan Modi tentang Kashmir jarang mengarah pada perbaikan bagi situasi di Kashmir.
“Saksi di lapangan mengatakan situasinya berbicara tentang kenyataan suram dan pemerintah telah berurusan dengan penduduk sipil dengan ‘kepalan tangan besi’,” kata Hussain.
“Ini bukan pertama kalinya pernyataan tersebut dibuat di Kashmir. Apa yang kita lihat secara praktis adalah penindasan dan penghinaan lagi. Pernyataan ini tidak pernah diterjemahkan di lapangan.”
Hussain mengatakan bahwa pemuda secara teratur dibunuh di Kashmir dalam “pertemuan palsu” atau insiden ketika pasukan keamanan menembak pemrotes tak bersenjata dan kemudian mengklaim bahwa mereka adalah penyerang bersenjata.
“Para pemuda yang telah bergabung dengan militansi hanya selama 10 hari atau seminggu telah terbunuh. Modi memberikan pernyataan lembut ini hanya untuk liputan media dan untuk membersihkan dosa masa lalunya,” kata Hussain.
Parvez Imroz, seorang aktivis HAM terkemuka di Kashmir, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah di Kashmir bertindak lebih ofensif dalam beberapa tahun terakhir dan mereka mengadopsi apa yang dia sebut sebagai “taktik Israel”.
“Kenyataan di lapangan sangat berbeda dengan yang dikatakan Modi hari ini,” katanya.
“Mereka mendorong orang-orang Kashmir ke tembok, mereka menggunakan taktik ini untuk pemilihan 2019 mendatang. Mereka lebih terinspirasi oleh cara Israel. Pemerintah Modi tidak peduli dengan citra atau komunitas internasionalnya,” kata Imroz.
“Mereka hanya ingin menunjukkan bahwa pemerintah mereka kuat, mereka membawa lebih banyak tentara ke Kashmir dan telah mengubahnya menjadi perang terbuka, mereka hanya memprovokasi orang-orang Kashmir.”
Omar Abdullah, mantan menteri utama Kashmir, menulis di Twitter, “Kata-kata PM Modi untuk Kashmir telah diterima dengan baik oleh orang-orang di sini, namun semua orang di sini sangat lelah berbicara karena (kalian) tidak melakukan tindakan nyata.”
Pemimpin separatis moderat Mirwaiz Umar Farooq mengatakan bahwa resolusi Kashmir akan menjadi kenyataan ketika “pelecehan dan peluru digantikan dengan kemanusiaan dan keadilan”.
Klaim Persaingan
Saingan bersenjata nuklir India dan Pakistan masing-masing mengelola sebagian wilayah Kashmir, namun keduanya mengklaim wilayah Himalaya secara keseluruhan.
Kelompok separatis telah berjuang sejak 1989 untuk porsi yang dikelola India menjadi independen atau bergabung dengan Pakistan.
Hampir 70.000 orang terbunuh dalam pemberontakan tersebut dan tindakan militer India selanjutnya. India memiliki sekitar 500.000 tentara di wilayah ini.
Sentimen anti-India berjalan jauh di kalangan mayoritas Muslim Kashmir dan sebagian besar mendukung pemberontak melawan peraturan India.
India telah menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih para pejuang, yang oleh Islamabad disangkal.
Kelompok bersenjata sebagian besar telah ditekan oleh pasukan India dalam beberapa tahun terakhir, dan oposisi publik terhadap peraturan India sekarang terutama diungkapkan melalui demonstrasi jalanan.
Moedja Adzim