Refleksi di 19 Tahun Usia FPI (17/08/1998 – 17/08/2017): Belasan Tahun FPI Memilih ‘Tangan’!

by
sumber:http://2.bp.blogspot.com/-a39Uq-dOQVs/VW3VXNFxBQI/AAAAAAAAIBQ/RvbiXl39gGE/s1600/r8.jpg

FPI berdiri pada 17/08/1998 untuk aktif di jalan dakwah. Sementara, jalan dakwah itu tak mudah. Kecuali butuh ilmu, tenaga dan dana, dakwah juga memerlukan kesabaran.
 
Wartapilihan.com, Jakarta –Nama Front Pembela Islam (FPI) memiliki makna terang. Organisasi itu berdiri untuk membela (umat) Islam. Di situsnya -www.fpi.or.id- tertulis visi-misi FPI: menegakkan amar ma´ruf nahi munkar untuk penerapan Syari´at Islam secara káffah. Ditulis juga, FPI adalah “Pelayan Ummat dan Pembela Agama”.

Kita tahu, cara memberantas kemunkaran tersedia pilihan: 1).Cegahlah dengan tangan (kekuasaan, kekuatan). 2).Jika tak bisa dengan tangan, lewat lisan (melarang, menasihati, dan yang serupa dengan itu). 3).Jika dengan lisan juga tak mampu, lawanlah dengan hati (doa).

Kita pun tahu, jalan dakwah seperti yang dipilih FPI itu tak akan pernah sunyi dari cobaan. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS Ali-‘Imraan [3]: 142). Apa jihad? Salah satu makna jihad adalah memberantas yang bathil dan menegakkan yang haq.

Maka, saksikanlah! Langkah-langkah FPI tak sepi dari rintangan. Lihatlah, data “lama” dan “baru”. Untuk yang “lama”, misalnya. Terjadi aksi pengepungan yang dilakukan sejumlah orang di bandara Palangkaraya pada 11/02/2012 terhadap sejumlah pengurus FPI pusat dari Jakarta yang berencana melantik pengurus FPI setempat. Akibatnya, mereka tak bisa turun.

Di kejadian itu FPI memiliki foto-foto yang memerlihatkan pengepung membawa senjata tajam, seperti mandau. Tapi, ajaib! Opini publik terjungkir-balik, sebab aksi pengepungan itu justru dijadikan pintu masuk kalangan liberal untuk menuntut pembubaran FPI.

Lihatlah aksi pada 14/02/2012. Situs www.suarapembaruan.com 14/02/2012 menurunkan judul “Jaringan Islam Liberal Pimpin Aksi Demo Indonesia Tanpa FPI”. Siapa saja pendukung aksi di Bundaran HI Jakarta itu? “Luna Maya dan Ulil Ikut Dukung Anti FPI,” tulis www.hidayatullah.com 14/02/2012.

Namun, penolakan atas tuntutan demo itu dan sekaligus dukungan atas FPI mengalir. Gerakan ‘Indonesia Tanpa FPI’ pada 14/02/2012 itu direspon sinis oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Hasrul Azwar, yang berkata: “Gerakan Indonesia tanpa FPI itu diskriminatif, karena gerakan itu membantah sebuah fakta di tengah-tengah masyarakat. FPI itu ada dimana-mana” (www.inilah.com 15/02/2012).

Kala itu, Almarhum KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU dua periode, 1999-2004 dan 2004-2009) mengatakan, jika rencana pembubaran FPI melalui perbaikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, sebaiknya juga sekalian pembubaran terhadap organisasi yang menjadi kepanjangan dan kepentingan asing di Indonesia. Termasuk organisasi yang bekerja di bidang ideologi, politik, ekonomi, ataupun budaya karena orientasi asing ini yang merusak NKRI. Hasyim mengatakan, organisasi pro-asing lebih pintar mengambil tema-tema kemanusiaan dan demokrasi daripada FPI. (Tapi) FPI jelas NKRI-nya (www.kompas.com 15/02/2012).

Pada 16/02/2012 Arifin Ilham mengajak umat Islam mendukung langkah FPI melawan kemunkaran. FPI –kata Arifin Ilham- telah memilih untuk menjadi ‘tangan’.

Memang, sering FPI ‘disoal’ dengan target akhir pembubarannya. Pada 2008, misalnya, saat banyak kalangan Islam –termasuk FPI- meminta pembubaran Ahmadiyah, malah FPI yang ‘diserang’ oleh kalangan tertentu.

Saat itu, Ketua MUI Cholil Ridwan tegas mendukung FPI. “Kita umat Islam wajib membela FPI. Kalau ada orang Islam sekarang masih bisa tidur nyenyak sementara FPI dizalimi, maka perlu ditanyakan dia mukmin atau tidak,” kata Cholil (www.muslimdaily.net 08/06/2008).

Lalu, bagaimana dengan data “baru”. Bacalah, antara lain dua berita berikut ini. “Massa FPI Diserang Saat Pulang” (www.republika.co.id 12/01/2017). Bahwa, pada 12/01/2017 Imam Besar FPI -Habib Rizieq Shihab- hadir di Mapolda Jawa Barat untuk pemeriksaan atas kasus dugaan pencemaran nama baik dan penistaan Pancasila. Selepas pemeriksaan, terjadi insiden. “Dilempar pakai batu kaca mobil, dipukul pakai balok. Lagi arah pulang. Langsung tiba-tiba diserang,” kata Mulyawan, anggota FPI yang menjadi korban pelemparan batu. Dia mengalami luka di tangan, kaki, dan kepala karena lemparan batu.

“Rumah Ketua FPI Jakarta Diserang Ratusan Orang Berseragam Banser” (www.hidayatullah.com 18/042017). Disebutkan, rumah Ketua DPD FPI DKI Jakarta Buya Abdul Majid diserang ratusan orang berseragam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan puluhan massa yang diduga kelompok Ambon. Saat kejadian, terjadi pemukulan terhadap warga setempat. Diduga kejadian itu terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Pilihan Itu
Aktif bernahi munkar itu mulia dan pelakunya beruntung. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS Ali-‘Imraan [3]: 104).

Jika ingin menjadi umat terbaik, bersyarat tiga: Beriman kepada Allah, melakukan nahi munkar dan mengerjakan amar ma’ruf. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS [3]: 110).

Sebaliknya, berhati-hatilah! Azab Allah akan turun dan bisa menimpa siapa saja, jika di sekitar kita ada kemunkaran dan itu kita biarkan. “Tidaklah dari satu kaum berbuat maksiat, dan di antara mereka ada orang yang mampu untuk melawannya, tetapi dia tidak berbuat itu, melainkan hampir-hampir Allah  meratakan mereka dengan azab dari sisi-Nya” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). “Sesungguhnya manusia, jika mereka melihat kemunkaran, sedangkan mereka tidak mengubahnya, maka datanglah saatnya Allah menjatuhkan siksa-Nya secara umum” (HR Abu Dawud).

Agar selamat, aktiflah bernahi munkar! Seperti FPI, giatlah menjadi ‘tangan’ di saat melihat kemunkaran! Oleh karena jalan untuk itu tak gampang, maka bekalilah diri kita dengan sikap sabar yang tahan uji seperti yang diminta QS Ali-‘Imraan [3]: 142.

M. Anwar Djaelani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *