Beberapa tokoh Islam bergantian membacakan puisi tentang Rohingya. Kepedihan etnis Rohingya terus bergaung di tanah air.
Wartapilihan, Jakarta –-Ahad malam (10/9), berbagai organisasi Islam yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan untuk Rohingya (AKUR) menggelar acara Puisi Cinta untuk Rohingya di Gedung PP Muhammadiyah. Banyak tokoh hadir dalam acara monumental itu. Diantaranya : Fadli Zon, Hajriyanto Tohari, Dahnil Anzar Simanjuntak, Neno Warisman, Fadli Zon dan lain-lain.
Para tokoh itu bergantian membacakan pusinya. Taufik Ismail membacakan puisinya yang berjudul : Berapa dan Bagaimana Rohingya. Puisi Taufiq ini begitu menyentuh para audiens, sehingga stasiun TVOne memanggil Taufiq untuk membacakannya kembali untuk penonton.
Berikut puisi lengkap Taufiq Ismail :
Berapa dan Bagaimana Rohingya
Berapa anak yatim kehilangan ayah ibu tahun ini di Rohingya?
Berapa rumah kediaman dihancurkan tahun ini di Rohingya?
Berapa ribu pengungsi terlunta-lunta tahun ini di Rohingya?
Berapa penyakit mencabut nyawa tahun ini di Rohingya?
Berapa sekolah roboh, rumah sakit berantakan tahun ini di Rohingya?
Menghitung itu semua belum sempat kita
Bagaimana api membakar bangunan di desa dan kota tahun ini di Rohingya?
Bagaimana penampakan asap mengepul bersama debu tahun ini di Rohingya?
Bagaimana puing menghitam tenggelam dalam malam tahun ini di Rohingya?
Bagaimana lumpur dan sampah terlantar berserakan tahun ini di Rohingya?
Bagaimana ribuan rakyat ketakutan melarikan diri tahun ini di Rohingya?
Masih belum selesai merenungkannya orang-orang sedunia
Berapa panjang sungai air mata tahun ini di Rohingya?
Berapa luas kuburan menampung korban begitu banyak tahun ini di Rohingya?
Berapa juta puing kerangka bangunan musnah tahun ini di Rohingya?
Menghitung itu semua belum sempat kita
Bagaimana pengungsian ribuan manusia berlangsung tahun ini di Rohingya?
Bagaimana pembunuhan begitu banyak manusia tanpa dosa terjadi tahun ini di Rohingya?
Bagaimana pembantaian begitu banyak manusia tanpa dosa berlangsung tahun ini di Rohingya?
Masih belum selesai merenungkannya orang-orang sedunia
Tapi kita tidak lagi menghabiskan waktu merenung dan menghitung
Kita bantu saudara-saudara kita itu
Dengan dana, dengan obat-obatan, dengan pakaian, dengan makanan
Dokter-dokter kita membangun rumah sakit di sana
Dan akar sebab masalah kita ikut pecahkan bersama
Agar perdamaian kembali terselenggara
Agar sikap saling mengerti serta tenggang rasa
Terbiasa secara antar bangsa
Dengan penuh kesabaran melaksanakannya
Kemudian bersama kita penjatkan doa
Semoga perdamaian yang kita dambakan bersama
Dikabulkan oleh yang Maha Pemurah dan Maha Kuasa Amin. II
Izzadina