Oleh : Firanda Andirja
Kalau puasa arofah harus ikut wukufnya jamaah haji di Saudi, bagaimana dengan kaum muslimin di belahan bumi yang lain di saat yang sama lagi gelap gulita. Contoh jika di Saudi waktu Arofah mulai Dzhuhur jam 12.30 ternyata di Sorong Papua sudah maghrib jam 18.30, apalagi di Australia.
Wartapilihan.com, Jakarta –bagaimana juga dengan kaum muslimin di belahan bumi yang lain yang ternyata pada saat yang sama sudah masuk 10 Dzulhijjah. Apakah mereka harus berpuasa di hari lebaran?
Bagaimana halnya dengan zaman dahulu sebelum ditemukan sarana komunikasi, apakah mereka baru puasa nunggu kabar dari saudi? Sementara kabar baru bisa sampai setelah sebulan atau lebih. Padahal kita tahu syariat tidak berubah dari dulu sampai sekarang.
Kaum muslimin baru berhaji bersama Nabi tahun 10 hijriyah, dan sebelumnya Abu Bakar berhaji tahun 9 Hijiriyah. Yaitu setelah 9 tahun Nabi di Madinah. Padahal Nabi sudah biasa melakukan puasa Arofah semenjak beliau di Madinah. Namun tidak ada dalil bahwasanya Nabi nunggu wukufnya kaum musyrikin baru puasa Arofah.
Saya belum menemukan ulama fikih terdahulu yang berpendapat “kalau Idul fithri ikut masing masing negeri, tapi kalau Idul adha ikut Saudi/Hijaz”. Maka hendaknya kita tidak membuat pendapat baru yang tidak pernah disampaikan oleh para ulama. Wallahu a’lam.