Protes Bangsa Palestina Atas Pembunuhan Basil al-Araj

by
Basil al-Araj. Foto: Samidoun.net

Wartapilihan.com, Palestina – Seorang pemuda Palestina tewas diterjang peluru Israel di Ramallah, Tepi Barat, Senin (6/3). Pemuda berusia 31 tahun itu dituduh merencanakan penyerangan terhadap Israel. Ironisnya, kematiannya diduga karena “koordinasi keamanan” pihak Israel dengan Palestinian Authority (pemerintahan Palestina di Tepi Barat).

Pemuda Palestina itu adalah Basil al-Araj, lulusan farmasi dari universitas di Mesir. Kematian Basil membuat luka mendalam bagi keluarga dan sahabatnya.

Pada hari Selasa (7/3), warga Palestina memprotes penembakan terhadap Basil al-Araj. Mustafa Barghouti, seorang aktivis non-kekerasan Palestina sekaligus kepala partai politik Initiative Nasional Palestina mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kematian Araj adalah “tidak ada hal lain selain tindakan pembunuhan di luar hukum dan pembunuhan”.

Barghouti pergi menuju rumah tempat Basil ditembak di Ramallah. Sebelumnya, pihak Israel mengatakan, terjadi baku tembak.

Namun, Barghouti mengungkapkan hal lain.

“Dikatakan bahwa ada pertarungan dan bentrokan, tetapi apa yang saya temukan bahwa satu-satunya pihak yang menembak adalah Israel,” ungkap Barghouti.

“Jika Araj punya kesempatan untuk menembak, dia tidak akan pernah mampu menembak lebih dari satu peluru. Rumah itu benar-benar dibombardir dengan peluru Israel. Pihak Israel sedang mencoba untuk mengklaim ada tembakan balasan.”

Pernah Dipenjara

Basil merupakan pemuda yang dihormati oleh warga Palestina. Ia dikenal sebagai seorang aktivis dan melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel yang sedang berlangsung.

Pasukan keamanan Palestina pernah menangkap Basil dan beberapa dari teman-temannya pada bulan April 2016 di dekat Desa Arura, bagian utara Ramallah. Ia beserta temannya dituduh memiliki senjata tanpa izin dan sedang berusaha untuk melakukan serangan yang menyasar Israel.

Tak lama setelah Basil dan teman-temannya ditangkap, Mahmoud Abbas, presiden dari PA, berbicara dengan bangga bahwa telah terjadi koordinasi antara pemerintah dengan Israel dalam penangkapan para pemuda.

“Pasukan keamanan kami bekerja sangat efisien untuk mencegah teror. Hanya beberapa hari lalu, tiga pemuda (berhasil) dilacak dan ditangkap. Mereka merencanakan serangan. Dalam konteks ini, kerja sama keamanan kami dengan Israel berfungsi dengan baik,” kata Abbas seperti dikuti Al Jazeera dari Der Spiegel.

Basil dan teman-temannya dipenjara selama enam bulan. Mereka sempat melakukan aksi mogok makan karena perlakuan kasar dan penyiksaan yang mereka dapatkan.

Pada September 2016, Basil dibebaskan. Sejak saat itu, ia menjadi buronan Israel. Basil bersembunyi di sebuah rumah sewa. Ia tidak pernah meniggalkan rumah.

“Koordinasi Keamanan”

Paman Basil, Khalid al-Araj, mengatakan, penembakan Basil mengindikasikan adanya koordinasi keamanan antara pihak PA dengan Israel.

Menanggapi kematian Basil, Hamas, gerakan perlawanan Islam di Gaza, mengutuk dalam sebuah pernyataan terhadap koordinasi keamanan antara PA dengan Israel.

“Pembunuhan sistematis dan koordinasi keamanan dengan pendudukan [Israel] tidak akan berhasil dalam memecahkan perlawanan atau melemahkan tekad rakyat kita.”

Kelompok sayap kiri, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, menggambarkan koordinasi keamanan sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip perlawanan Palestina. “Kami telah kehilangan Basil sebagai manusia, tetapi nilai-nilai dan ide-idenya akan tetap bersama kami.”

Hamza Aqrabawi, teman dekat Basil, berkata, “Kematian Basil adalah kerugian untuk seluruh Palestina, namun warisannya akan membimbing kita melalui perjuangan.”

Aqrabawi mengatakan, Basil merupakan seorang peneliti dan berpendidikan. Ia mengumpulkan sumber lisan mengenai sejarah dan geografis Palestina.

“Basil adalah sebuah mercusuar bagi kaum muda, dan dia meninggalkan tanda pada semua orang yang bekerja untuk mengumpulkan sejarah Palestina. Dia percaya pada jalan tertentu dan ia mengorbankan darahnya sendiri untuk itu,” imbuh Aqrabawi.

Basil al-Araj tewas diterjang peluru tentara Israel. Namun, semangat dan perjuangan Basil akan terus hidup di jiwa-jiwa Palestina lainnya.

Dalam surat terakhir yang ditemukan di rumah, Basil menulis: “Salam nasionalisme Arab, tanah air, dan pembebasan… Sekarang, saya berjalan menuju takdir kematian. Saya puas bahwa saya telah menemukan jawaban saya. Apakah ada sesuatu yang lebih jelas dari perbuatan syahid?”

Reporter: Moedja Azim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *