Ahli Filsafat UI ini mengritik pemerintah yang membuat tegang rakyatnya, dengan kasus Saracen.
Wartapilihan.com, Jakarta – Dalam acara Indonesia Lawyers Club di TVOne Selasa Malam (29/8), Prof Rocky Gerung menyarankan agar pemerintah meningkatkan literasi, sehingga dengan sendirinya hoaks akan turun. Hoaks itu sekarang dikerdilkan artinya menjadi kebencian kepada pemerintah. Hoaks punya fungsi balancing,”terang dosen filsafat Universitas Indonesia ini.
Gerung menjelaskan bahwa di dunia akademik pernah ada hoaks. Yaitu ketika seorang profesor bernama ‘Alan Hoax’ membuat sebuah artikel yang kemudian dipublikasikan. Ternyata para sarjana sosial saat itu memuji artikel profesor itu. Alan Hoax akhirnya mengakui bahwa ia telah menipu dalam artikel itu dan menyayangkan kenapa para sarjana itu tidak kritis dengan artikel yang ia buat.
“Menghapus hoaks jangan lakukan indoktrinasi,” terang Gerung. Karena itu ia kurang setuju dengan doktrin Pancasila harga mati seperti sekarang ini. “Ingin literasi, tapi indoktrinasi yang dilakukan,” ujarnya. Akibat hal ini kemarahan datang dengan cepat dan tidak digunakan akal sehat.
Ahli filsafat ini juga menyoroti situasi negara saat ini yang ‘distrust’. Rakyat tidak percaya pemerintah dan pemerintah tidak percaya pada rakyat. “Buat literasi, hentikan indoktrinasi,”kata Gerung berulang-ulang.
“Jadi kecerdasan kita untuk melihat mana yang hoaks dan mana yang bener, terletak pada kemampuan kita untuk meningkatkan akal sehat kita. Dan negara tidak menyelenggarakan politik akal sehat,” jelasnya.
Gerung kemudian menjelaskan bahwa kalau ia mengkritik pemerintah, akan dibilang begini: ‘Sebaiknya anda berkaca diri dulu. Lihat anda sendiri, sebelum mengkritik Pemerintah!’. “Lho pemerintah kalau dikritik itu urusan publik, kesalahan saya urusan privat. Jadi menggabungkan itu, adalah mengacaukan apa yg disebut fungsi kritik di dalam masyarakat demokratis,” jelasnya.
Dosen UI ini mengaku nggak pernah marah meski dimaki setiap hari. Seperti ia pernah dikatakan IQ nya 50. Gerung menjawab: “Kalian IQ nya 200, digabung 1 kolam.”
Dalam acara ILC tadi malam, Gerung juga menyatakan bahwa dirinya dikritik dalam medsos bahwa duduknya dekat dengan Jonru. Profesor dari Manado ini menyatakan bahwa ia tidak bisa memilih tempat duduk dalam acara itu. Ia tidak tahu Jonru akan duduk di kanan atau kirinya. Kalau boleh memilih, ia akan duduk dengan Grace Natalia.
Akhirnya, Gerung sepakat dengan pendapat ahli komunikasi UI, Effendi Ghazali yang menyatakan bahwa negeri ini dibikin tegang (dengan kasus Saracen). “Negeri ini dibikin tegang karena kita nggak pernah mampu membuat metafor. Kita nggak pernah mampu menghumorkan, memparodikan, membuat satire tentang hal ‘Ah, ini masalah besar’. Iya (betul) masalahnya besar, tapi kedangkalan itu justru mengunci akal pikiran kita,”terangnya.
Ia menyatakan bahwa kasus Saracen ini adalah kasus yang dangkal, karena polisi sendiri menyatakan ingin mendalami lagi masalah ini. ||
Izzadina