POLITIK KARTU PEMIMPIN

by

By: Iqri Sulizar (Praktisi IT pada komunitas Doodle Studio Indonesia)

Pak SANDIAGA UNO dalam putaran kampanye 3 semalam mengatakan: “Kita tidak ingin merepotkan dan membebani negara dengan menerbitkan kartu-kartu yang lain. Mari kita ambil dompet kita masing-masing, dompet kita ibu-ibu yang dirumah, bapak bapak, anak-anak muda keluarkan satu kartu yang sudah semua kita miliki yaitu kartu tanda penduduk, kartu ini super canggih karena sudah memiliki chip teknologi didalamnya, revolusi industri 4.0, memudahkan dengan bigdata dan Single Identity Number semua fasilitas layanan baik ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, pkh, kita akan tambah dengan pkh plus didalam program yang hanya membutuhkan ktp ini….

Disisi lain pertahana asyik berpolitik kartu. Bermacam kartu sudah diterbitkan untuk tetap meyakinkan rakyat agar memilihnya ada Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu Indonesia Pintar (KIP). KIP Kuliah, Kartu Prakerja, Kartu Sembako Murah yang akan dikeluarkan jika menang dalam pilpres 2019.

Ada beberapa kata-kata canggih yang dikeluarkan pak Sandi: teknologi CHIP, revolusi industri 4.0 dan bigdata. Seolah mengulang kata kata canggih di debat pilpres sebelumnya tentang unicorn, startup dan revolusi industri 4.0.

Sebagai rakyat kecil saya selalu Smile Tidak Nyaman, menyaksikan para pemimpin kita asyik berdebat tentang sesuatu yang tampak wah, modern, keren, mantab, kekinian, seolah-olah itu sudah didepan mata dan negeri kita siap untuk melaksanakannya dan mengambil manfaat dari semua kata kata canggih yg mereka ucapkan dalam kampanye.

Dalam.pengertian sederhana Revolusi industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif. Apakah ini sudah dibutuhkan oleh negeri ini ? Disatu sisi kita lihat amat banyak orang yang berharap digaji dengan kartu prakerja alias nganggur, betapa banyak UKM yang memperkerjakan sekian banyak orang dengan cara manual, dll. Apa jadinya kalau pemimpin kita mengarahkan secara total pembangunan mengikuti trend teknologi kekinian, sementara untuk membeli hp jadul saja banyak orang desa yang tidak mampu.

Ditengah kemewahan kata kata canggih para pemimpim kita diakhir sessi kampanye pak Sandiaga Uno melontarkan kata kata “Mari keluarkan kartu tanda penduduk anda, didalamnya ada chip teknologi yang merekam single identity number setiap rakyat Indonesia
..”. Nah kalau ini saya amat setuju, karena negara Indonesia memang harus punya data penduduk yang VALID terdatabase dengan baik dalam satu pusat database. Database itu kemudian bisa dipakai untuk memonitor peri kehidupan rakyat: pengangguran, kemiskinan, pendapatan, kelaparan, dll, secara realtime.

Anomali negara kita mengaku sudah punya e-KTP tapi hanya sekedar pajangan. CHIP didalamnya tidak berfungsi maksimal dalam melaksanakan fungsinya. Apa bedanya dengan KTP sebelumnya ? Apa sekedar KTP dalam format plastik ? Sehingga pemimpin negeri ini tidak PD menggunakannya atau memang berpolitik kartu.

Kehadiran orang muda, cerdas, berbudi mulia, bervisi luas kedepan memang dibutuhkan Indonesia saat ini. Rakyat negeri ini sudah lama menderita dibawah kata kata janji kemakmuran kemimpinnya. Ya Allah Selamatkan Negeriku.

Bogor, 18 Maret 2019.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *