Oleh: Misbahul Huda
Saya baru mendapat wa dari grup tentang peta caleg. Mungkin secara kebenaran harus diklarifikasi. Tapi saya melihat, hal ini 90% memang benar terjadi.
Wartapilihan.com, Jakarta–Dari total 4474 caleg DPR RI, non muslim dan etnis lain yang memang sudah pasti tidak sejalan berjumlah 34.3%. Saya sendiri melihat di Surabaya banyak baleho terpampang caleg-caleg non muslim. Itu jalan jihad mereka sah-sah saja.
Namun dari sisi kami sebagai seorang muslim tentu hal tersebut menjadi alarm cukup keras. Sudah pasti mereka akan menolak kebijakan yang membela Islam. Yang patut diacungi jempol, mereka tahu cara mengubah negeri ini, tidak perlu penduduk banyak, biarkan penduduk sedikit saja, tapi banyak yang duduk di kursi legislatif.
Namun demikian bukan berarti kita masih punya 66% kekuatan, sisa 34% yang tadi. Tidak lho. Kelompok muslim juga ada yang liberal, di mana pemikirannya sudah pasti menolak hal-hal semacam melarang judi, hak asasi manusia, atau pelacuran, alasannya memenjarakan kebebasan. Faktanya sekarang yang duduk di kursi legislative banyak yang muslim juga, tapi… eng ing eng… tahu sendiri lah… Maka mereka sudah bisa dipastikan melawan Islam meski beragama Islam.
Belum lagi jika kita telusur ke caleg-caleg yang disokong dana dari pengusaha. Bahasa sekarang antek-antek, asing aseng. Mereka duduk membawa kepentingan penyokong dana. Maka dengan kata lain, dari sisa 66% rontok. Mungkin hanya 30% saja. Bisa dilihat dari peta ‘mengerikan’ partai sekarang.
Maka jihad kita luar biasa berat. Kita seperti dikepung untuk kepentingan kelompok tertentu. Bukan untuk kepentingan bangsa Indonesia jangka panjang. Pertanyaan besar, siapa yang masih memiliki bangsa Indonesia
Jihad kita saat ini mengajak orang memilih yang benar. Memilih dengan hati. Meski itu bukan saya yang dipilih, tapi jangan berikan suara kita secara sia-sia. Jangan biarkan ruang kekuasaan diambil oleh orang2 yang anti islam.
Kita memilih untuk kepentingan Bangsa Indonesia, sesuai dengan suasana kebatinan para pendiri bangsa. Perjuangan belum selesai. Saya yakin masih banyak pemilih yang tidak mau menjual suaranya demi kepentingan sesaat.
Saatnya memilih dengan hati.