Pesantren NUU WAR Bekasi yang Mengagumkan

by

Mendengar nama Ustadz Fadlan Garamatan banyak orang teringat dengan perannya yang besar dalam mengislamkan ribuan orang Papua. Tapi tahukah Anda Ustadz ini juga punya pesantren hebat di Bekasi?

Wartapilihan.com, Bekasi – Ratusan anak-anak santri sore itu (23/6) berkumpul membentuk lingkaran-lingkaran. Mereka mengaji bersama-sama surat an Naba’. “Sore ini pesantren NUU War khatam 1000 kali,”terang pimpinan Pesantren, Ustad Fadlan.

Fadlan menjelaskan bahwa setiap hari mereka targetnya bersama-sama khatam 50 kali. Sehingga di bulan Ramadhan ini bisa khatam al Quran 1000 kali.

Pesantren ini memang lain dari yang lain. Di sini santrinya mayoritas dari Papua, sebagian kecil dari Riau, Ternate, Ambon dan lain-lain. “Mereka harus jadi ulama dan nanti balik ke kampungnya membangun di sana,”terangnya.

Ustadz menjelaskan bahwa ia menginginkan suatu saat nanti Papua menjadi Serambi Madinah. “Setelah Aceh menjadi Serambi Mekkah.”

Pesantren yang kini luasnya 20 hektar itu, terletak di pedesaan Bekasi berbatasan dengan Cileungsi. “Dulu kita mulai dengan 10 orang. Itu pun atas permintaan almarhum Hussein Umar (mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), yang minta agar anak-anak Wamena dibina di Pesantren Darul Falah di Bogor. Akhirnya kita dirikan pesantren di sini,”jelasnya.

Ustadz berharap dengan dibina di pesantren ini, maka mereka akan siap sewaktu-waktu bila ingin melanjutkan ke Pesantren Gontor,  Darun Najah atau yang lainnya. “Tapi program kita 14 tahun, dari SD sampai dengan S1. Mereka diajar bahasa Arab, bahasa Inggris, menulis, wiraswasta dan lain-lain.”

Santri yang berjumlah 750 orang itu, kini sebagian sudah ada yang balik ke Papua. Menjadi imam dan khatib di beberapa kabupaten ‘di tanah emas itu’. Pesantren itu menerima santri tingkat SD, SMP, SMA atau mahasiswa. “Bahkan beberapa mahasiswa di Bekasi ada yang menjadi santri di sini, memperdalam agama Islam,”jelas laki-laki asli Papua ini.

Mahasiswa yang nyantri di situ, juga tidak ditarik biaya. Bahkan mereka mendapat uang saku dari pesantren untuk mencukupi kebutuhannya selama kuliah. “Dari mana ustadz dapat dana yang besar itu,”tanya Warta Pilihan. “Dari Allah,”jawab ustadz.

Sang ustadz mengharap para santri dari Papua yang dididik disini menghayati konsep hijrah. “Karena kalau mereka terus di kampungnya, mereka tidak berkembang.” Karena itu ustadz Fadlan tidak segan-segan untuk membawa anak-anak Papua yang mualaf ke Bekasi, dengan menanggung tiket pesawatnya.

Para pengajar di pesantren NUU WAR juga bukan sembarangan. Mereka adalah ustadz-ustadz pilihan dari Gontor, al Amin Bogor dan juga guru-guru alumni Mesir, Madinah dan lain-lain. Jumlah ustadzahnya 22 orang dan ustadznya 27 orang.

“Tahun 2025 targetnya mempunyai 3500 penghafal Al Quran,” jelas laki-laki dermawan ini.

Pendiri Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara ini, meski sibuk berdakwah keliling Indonesia, ia selalu mengawasi pesantrennya. “Minimal sebulan sekali ke sini. Ramadhan ini sepuluh hari terakhir di sini.”

Fadlan adalah lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar. Meski kesempatan terbuka luas untuk menjadi pegawai negeri atau pengusaha, tapi ia tidak memilih jalan itu. Ia memilih jalan dakwah. Ia memilih menjadi penyeru Islam di kampungnya, Papua.

Dengan kegigihan dakwah, ia telah berhasil mengislamkan ribuan orang Papua. Berbagai rintangan ia hadapi, mulai dari ancaman pembunuhan, tembakan panah, berdakwah dengan tiga bulan berjalan kaki menuju sebuah perkampungan dan sebagainya. Tapi semuanya itu tidak menimbulkan rasa takut darinya, justru malah menimbulkan keberanian.

Sehingga banyak suku yang masuk Islam lewat tangannya. Mulai dari yang masuk Islam, karena dikenalkan sabun wangi sampai ibadah shalat yang menimbulkan kekaguman di kalangan suku Papua itu.

“Ketika menyaksikan mereka mengucapkan dua kalimat syahadat, saya tidak kuat. Air mata menetes,”ujarnya. ||

Izzadina

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *