Di hari sumpah pemuda 28 Oktober, tidak berlebihan rasanya dalam berbangsa dan bernegara ini, kembali mempertanyakan keberadaan pemuda yang menjadi pilar tegaknya berdirinya suatu bangsa. Dari sejarah kita dapat belajar bahwa berdirinya negara Indonesia adalah hasil perjuangan pemuda yang tidak mengenal lelah.
Wartapilihan.com, Jakarta –Pemudalah yang akan menorehkan peradaban dengan tinta emas ditengah-tengah kehidupan kemajuan teknologi yang mengancam kreatifitas pemuda. Begitu pentingnya peran pemuda dalam berbangsa dan bernegara, Bung Karno pernah mengatakan “berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”.
Dalam sejarah kemerdekaan, peran pemuda begitu menonjol. Tidak berlebihan rasanya, negara ini tidak akan berdiri tanpa peran pemuda. Tengok saja pemuda diseputar kemerdekaan yang berani yang melakukan percepatan kemerdekaan ditengah ancaman keamanan yang mengintai nyawanya.
Pada saat Peristiwa Rengasdengklok misalnya, sering dianggap sebagai keberhasilan kaum muda menyepakati “percepatan” proklamasi kemerdekaan kepada Soekarno-Hatta.
Menurut Adam Malik (1956) riwayat proklamasi Agustus 1945 di Rengasdengklok, Soekarni menjelaskan bahwa maksud membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah untuk menyiapkan kedua tokoh pergerakan nasional agar menyatakan proklamasi kemerdekaan secepatnya atas nama seluruh rakyat karena keadaan sudah mendesak dan memuncak.
Pemuda dan Perubahan Sosial
Siapa yang tidak mengenal sosok Mark Zuckerberg. Pemuda pendiri media sosial “facebook” tahun 2004 yang terinpsirasi dari peristiwa di kampusnya, Harvard. Universitasnya tidak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali Mark menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi tersebut.”
Media sosial yang sangat digandrungi anak muda ini, sekarang sudah menjadi tren pergaulan anak muda dalam mengisi hari harinya. Menurut data Poling 2016 menunjukkan kini pengguna facebook, sudah mencapai 115 Juta pengguna. Hal ini sejalan dengan hasil survey INFID (intenasional NGO forum on Indonesia develomment) tahun 2016 bahwa pengguna FB 64,8%, Youtube 6,3%, Twiiter 5,9%, Blog 0,5%, 22, 5% lain-lain.
Lain dengan Mark, lain pula bagi dr. Gamal Albinsaid. Pemuda kelahiran kota Malang ini, berhasil menginspirasi Indonesia lewat program sampah di Malang dapat ditukar dengan asurasi kesehatan.
Program bermula, ketika Gamal prihatin seorang anak meninggal lantaran orangtuanya tidak ada biaya ke rumah sakit. membuat warga Malang ini, menciptakan inovasi program jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu. Kini ratusan masyarakat miskin di kota Malang dapat menerima pelayanan kesehatan hanya dengan membawa sampah.
Yang tidak kalah menariknya adalah sosok Ustadz Yusuf Mansur sebagai entrepreneur, pendakwah, penulis buku, pendiri pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an. Sosok pemuda cerdas yang mempunyai segudang ide-ide brilian ini, mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat lewat jargon sedekahnya.
Kini di bawah bendera PPPA dan Yayasan Daarul Qur’an Indonesia, Ust. Yusuf Mansur banyak menelurkan ide-ide cemerlangnya. Seperti: Pondok pesantren, Rumah tahfid, Tahfiz TV, YM TV, Daqu Mart, Daqu Baja, Paytren, Argo Tekno, Quis, Aqudo, Daqu Printing, Daqu Kantin, STMIK Antar Bangsa dan lain-lain.
Di sisi lain, minggu (22/10) baru saja menggelar acara wisuda Akbar ke-8 yang diselenggarakan serentak di 15 negara dari tiga benua dan 16 Kab/Kota di Indonesia diikuti sekitar 95.888 baik kalangan Masyarakat Indonesia maupun dunia (Republika 22/10).
Dan sederet tokoh perubahan lainnya seperti Nadiem Makarim pendiri Gojek, Wiliam Tanuwijaya pendiri Tokopedia, Achmad Zaky pendiri Bukalapak, Anis Baswedan pendiri Indonesia mengajar, dan lain-lain.
Tokoh pemuda perubahan dunia dan Indonesia di atas. Menurut hemat penulis dapat menjiwai pengamalan sumpah pemuda dalam konteks kekinian. Alhasil peristiwa 28 Oktober 1928 silam, bukan sebagai sejarah yang hanya berhenti pada masa itu saja.
Namun peristiwa tersebut dapat menginspirasi pemuda masa kini, untuk mengisi ruang publik dengan karya dan inovasinya masing-masing.
Tantangan Pemuda Masa Kini
Setiap masa mempunyai tantangan sendiri-sendiri sesuai kondisi dengan perkembangan yang terjadi pada masanya. Tantangan pemuda masa kini penuh dihadapkan pada kemajuan teknologi informasi yang sedikit banyak dapat menggeser sikap kreatif dan kritis.
Pemuda tidak boleh hanya menjadi penikmat kemajuan teknologi informasi yang terus menyerbu ruang public, tetapi pemuda harus bersikap kritis. Dalam arti menggunakan media kemajuan teknologi informasi untuk hal-hal yang dapat memajukan masyarakat luas. sebagaimana peran pemuda yang sudah dijelaskan di atas.
Harus kita akui, bahwa pemuda yang kini jumlahnya 62 juta lebih mempunyai tugas berat untuk menyelasaikan dirinya di ranah masyarakat. Salah satunya adalah tingkat pengangguran di kalangan anak muda cukup menyesakan dada.
Menurut Merial Institute, hasil kajian kepemudaan nasional tahun 2017. Jumlah golongan muda Indonesia meningkat, namun angka pengangguran bertambah. Pada tahun 2016 data BPS mencatat bahwa jumlah pemuda Indonesia mencapai 62.061.400 jiwa. Jadi bisa dikatakan 1 dari 4 orang adalah pemuda, namun ternyata dalam kurun 3 tahun dari 2012-2015 pengangguran pemuda ternyata naik.
Berdasarkan pengamatan penulis anak-anak muda Indonesia lebih banyak terkonsentrasi di perkotaan. Mereka dari desa berangkat ke kota untuk mencari pekerjaan walaupun hanya bermodalkan ijazah SMP atau SMA. Alhasil pembangunan di desa menjadi sepi dari peran pemuda.
Disisi lain Pemerintah Jokowi-JK mempunyai focus pembangunan desa. Ironinya saat pemerintah pusat menggenjot sektor pembangunan desa, namun urbanisasi membuat pemuda justru tidak mau tinggal di desa tapi di kota yang berakibat meningkatnya angka kriminalitas dan pengangguran di kota.
Maka tugas pemerintah adalah harus me-reorientasi kepemudaan nasional agar kembali ke desa dengan cara pemerataan ekonomi nasional melalui pendirian industry, UMKM, program pelatihan kepemudaan, pemberdayaan pertanian, PKBM, dll.
Semoga dengan spirit sumpah pemuda 28 Oktober ini, semakin bertambah kembali anak-anak muda yang berkreatifitas dan berinovasi untuk kepentingan masyarakat luas. II
Asep Abdurrahman
Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Mahasiswa Program Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta