Akibat langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) di pasaran serta naiknya harga BBM membuat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) bersama puluhan organisasi mahaiswa yang tergabung dalam Forum Cipayung Plus bertemu Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk membahas permasalahan ini.
Wartapilihan.com, Jakarta – “Pemerintah harus hadir dalam menjaga tersedianya bbm untuk kalangan menengah kebawah, sehingga ini tidak membuat rakyat gelisah,” Ujar Ketua Umum KAMMI Irfan Ahmad Fauzi kepada Ignasius Jonan, Selasa, (24/4/2018).
KAMMI yang beberapa waktu sebelumnya melakukan aksi menolak kenaikan BBM menyampaikan bahwa pemerintah harus menjaga ketersediaan BBM, khususnya jenis premium.
Lebih lanjut KAMMI mengatakan, bahwa saat ini rakyat dibingungkan. Di satu sisi premium dengan harga yang relatif lebih murah langka, namun di sisi yang lain Pertalite dan pertamax juga dinaikkan oleh pemerintah.
“Di sisi lain pertalite dan pertamax mengalami kenaikan, sehingga dengan premium yang langka meskipin pertalite dan pertamax naik rakyat tidak ada pilihan untuk membeli bbm yg naik tersebut, ” Tambah Irfan.
Dari data yang dibagikan Pertamina, harga Pertamax di Jakarta menjadi Rp8.900 per liter sejak Sabtu (24/2/2018). Harga itu naik Rp300 per liter dari sebelumnya Rp8.600.
Sementara, harga Pertamax Turbo menjadi Rp10.100 atau naik Rp500 per liter dari Rp9.600. Dexlite menjadi Rp8.100 per liter dan Pertamina Dex menjadi Rp10.000.
Selain itu, KAMMI juga mendorong pemerintah agar memberikan kepercayaan lebih kepada anak negeri untuk mengelola sumber daya alam Indonesia secara mandiri dan mulai mengurangi peran dan ketergantungan kepada asing.
“Sudah saatnya secara perlahan anak-anak bangsa diberi kepercayaan untuk mengelola sumberdaya alam bangsa ini. Kita juga harus mulai mengurangi peran asing dalam pengelolaan sumberdaya alam kita, sehingga sebesar besarnya sumber daya alam indonesia dapat dinikmati oleh rakyat,” pungkas Irfan.
Secara terpisah namun dalam waktu bersamaan, di wilayah Banjarmasin puluhan mahasiswa gabungan dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Banjarmasin berunjuk rasa di kantor DPRD Kalimantan Selatan. Massa turut mendesak pemerintah daerah dan DPRD agar tegas mengawasi pendistribusian bahan bakar bersubsidi.
Tak hanya karena langkanya BBM, mereka mengaku resah oleh pasal kelangkaan LPG 3 kilogram di Kalimantan Selatan.
Ketua Kordinator Wilayah BEM Kalimantan Selatan, Melky Andreas, menyayangkan ketidakhadirkan satu pun anggota dewan di tengah massa. Padahal, mahasiswa ingin melakukan audiensi untuk menyampaikan aspirasi.
“Kami minta DPRD tegas dalam pengawasan penyaluran BBM, termasuk dalam menuntaskan kelangkaan premium di SPBU yang termasuk dalam golongan bahan bakar bersubsidi,” kata Melky, dilansir dari kumparan.com.d
Ia mengatakan, mahasiswa akan kembali menggelar aksi pada Kamis mendatang (26/4/2018) nanti, bertepatan ketika rapat paripurna yang dipastikan dihadiri oleh sebagian besar anggota legislatif. “Kami pastikan kami akan kembali saat paripurna Kamis nanti,” katanya.
Eveline Ramadhini