Pembangunan RS Indonesia di Myanmar

by
foto:istimewa

Rencana pembangunan bangunan seluas 2.100 meter persegi ini akan selesai dalam waktu 10 bulan.

Wartapilihan.com, Jakarta –Membangun di daerah konflik memang berbeda dengan membangun di daerah aman, dimana semua bisa diprediksi atau diperkirakan sesuai dengan yang direncanakan.

Tidak terkecuali pembangunan sarana kesehatan RS Indonesia yang saat ini sedang dibangun di Rakhine State, Myanmar, tempat dimana banyak terjadi konflik horizontal.

Site Manager RS Indonesia Nur Ikhwan Abadi melaporkan bahwa pembangunan Rumah Sakit Indonesia tepatnya di Myaung Bwe Village, Mrauk U Township, Rakhine State, sudah mencapai lebih dari 21 persen.

“Setelah pekerjaan fondasi selesai, tahap berikutnya adalah pekerjaan timbunan dan tie beam yang diperkirakan akan selesai dalam dua minggu ke depan,” kata Ikhwan dalam keterangan pers kepada Wartapilihan.com, Selasa (20/2).

Lebih lanjut, ia menjelaskan rencana pembangunan bangunan seluas 2.100 meter persegi ini akan selesai dalam waktu 10 bulan. Namun pekerjaan sempat beberapa kali terhambat akibat situasi yang tidak bisa diprediksi.

Seperti perizinan material untuk datang ke Mrauk U. Material-material khusus seperti plate, h beam, anchor bolt dan lainnya harus didatangkan dari luar Rakhine. Material tersebut memerlukan perizinan khusus dari pemerintah yang memerlukan waktu.

“Ditambah lagi setidaknya diperlukan 2-3 hari perjalanan darat untuk mengangkut material tersebut ke lokasi pembangunan RS Indonesia di Myaung Bwe,” tuturnya.

Material lain yang memerlukan perizinan khusus adalah tanah timbunan. Mengambil tanah untuk timbunan bangunan seluas lebih dari 2.000 meter persegi tersebut memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tanah timbunan diambil dari bukit-bukit yang mengelilingi Mrauk U dimana di atasnya banyak terdapat peninggalan bersejarah.

“Untuk mendapatkan izin pengambilan tanah urugan ini diperlukan perizinan 3 departeman, salah satunya adalah Departemen Arkeologi, yang sangat ketat membatasi pengambilan tanah yang dianggap akan merusak situs bersejarah,” ungkap Ikhwan.

Kendati demikian, simpul dia, semua ini tidak menyurutkan semangat tim pembangunan RS Indonesia. Pekerjaan harus terus dilakukan dan amanah dari rakyat Indonesia harus segera disampaikan kepada masyarakat yang membutuhkan di Rakhine.

“Semoga Allah memberikan pertolongan dan kemudahan agar amanah rakyat Indonesia berupa bangunan Rumah Sakit ini bisa segera terealisasi,” tutupnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *