Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI) menggelar ‘Pelatihan Nasional Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren’ di Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Parung Bogor.
Wartapilihan.com, Bogor —yang digelar selama tiga hari sejak Jumat hingga Ahad, 19-21 Januari 2018 itu dihadiri puluhan peserta dari perwakilan ponpes di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Sumatera Selatan, Makassar, Medan, Bogor dan lainnya.
“Ini adalah pelatihan perdana yang digelar BKsPPI Pusat, karena itu peserta kita batasi hanya 50 orang saja,” ujar Ketua Panitia Ustaz Ahmad Sastra pada pembukaan acara tersebut, Jumat malam (19/1).
Menurutnya, acara tersebut digelar selain untuk pelatihan kepemimpinan dan manajemen juga sebagai upaya memperkuat silaturahim antar pesantren.
“Kita akan bertukar pengalaman antar pesantren, kita juga memperkuat ukhuwah yang saat ini mulai dilupakan. Kita punya potensi banyak tapi masih bercerai berai, karena itulah BKSPPI mempelopori upaya penyatuan umat melalui pesantren ini,” ungkap Sastra.
Acara pelatihan tersebut dibuka oleh Ketua Umum BKSPPI Prof Dr KH Didin Hafidhuddin. Ia didampingi Pimpinan Ponpes Darul Muttaqien KH Madroja Sukarta, pengurus BKSPPI KH Muhammad Abbas Aula dan lainnya.
Dalam sambutannya, Kyai Didin mengatakan bahwa acara tersebut digelar dalam rangka menyatukan hati, pikiran dan langkah antar peserta pelatihan sekaligus menguatkan peran masing-masing ponpes di tengah masyarakat.
“Pesantren adalah aset kita semua yang tidak boleh disia-siakan dan tidak boleh diintervensi oleh kelompok-kelompok yang sesungguhnya akan menghancurkan pesantren. Apalagi di tahun 2018, kita tahu ini tahun politik, tahun panas, kita tidak ingin pesantren ikut terlibat kemudian hancur,” ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengingatkan, fungsi utama pesantren adalah menjaga dan memperjuangkan agama. “Siapapun boleh berpartisipasi tetapi dengan catatan tujuannya untuk kemajuan agama, membangun izzah umat serta melahirkan ulama sekaligus para mujahid,” jelas Kyai Didin.
Pertemuan tersebut juga untuk menguatkan budaya di ponpes yang sudah terbangun sejak dahulu. “Terutama budaya adab, adab adalah ruh dari pendidikan bahkan para ulama mengatakan adab dahulu baru ilmu. Apalagi persoalan pendidikan saat ini adalah sudah mulai hilangnya adab, karena itu ponpes harus mempertahankan mengembangkan soal adab ini,” ungkap Kyai Didin.
Selain itu, fungsi pesantren juga untuk memperkuat ibadah dan muamalah khususnya bidang ekonomi secara berjamaah. “Kita juga harus membangun ekonomi jamaah bukan ekonomi kapitalistik dan individualistik. Karena ketika ekonomi dikuasai non muslim maka itu adalah bunuh diri, oleh sebab itu ponpes harus menjadi contoh masalah pengembangan ekonomi jamaah ini,” tuturnya.
“Dan tidak lupa, fungsi pesantren juga untuk melahirkan para ulama yang mengerti kepemimpinan, para ulama yang mengerti tentang persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” tambah Kyai Didin.
Pelatihan kepemimpinan dan manajemen ini digelar selama tiga hari sejak Jumat hingga Ahad, 19-21 Januari 2018. Pelatihan perdana ini dihadiri puluhan peserta dari perwakilan ponpes di berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya Sumatera Selatan, Makassar, Medan, Bogor dan lainnya.
Rencananya acara tersebut akan diisi materi sejumlah tokoh Islam seperti KH Bachtiar Nasir, Dr Hamid Fahmi Zarkasy, Dr Syafii Antonio, Dr Akhmad Alim, Dr Nirwan Syafrin Manurung, KH Mahmud Ali Zain dan lainnya. II
Izzadina