Orang Bohong yang Bertobat vs Tukang Bohong yang Keterusan

by
foto:istimewa

Oleh: KH. Luthfi Bashori

Menjaga kejujuran sangatlan penting, sedangkan memelihara kebohongan adalah perbuatan jahat yang akan menghancurkan diri sendiri.

Wartapilihan.com, Depok– Orang yang berbohong lantas bertobat dengan cara mengakui kebohongannya dan berjanji untuk menyudahi dari perbuatan bohong, jauh lebih baik berlipatkali dibanding orang yang sering berbohong dan tidak merasa berdosa dengan kebohongannya itu.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Sorga. Apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih berbuat jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.

Jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kebohongan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”

Imam Hasan Al Bashri mengatakan, “Sesungguhnya lidah orang mukmin itu berada di belakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, barulsh lidahnya menyampaikan. Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka ia mengutamakan lidah mengucapkan terlebih daripada memikirkan dengan hatinya.

Orang baik itu, jika merasa berbuat salah seperti melakukan kebohongan publik, maka ia akan segera mengakui kebohongannya itu kemudian bertobat dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Orang jahat itu jika berbuat maksiat seperti melakukan kebohongan publik, maka ia akan menikmati kebiasaan berbohong-nya itu hingga bertahun-tahun, bahkan sudah mewatak pada dirinya sifat kebohongan.

Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ ، صُقِلَ قَلْبُهُ ، فَإِنْ زَادَ ، زَادَتْ ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَهُ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ : [كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ]

Sesungguhnya seorang mukmin jika melakukan dosa, maka akan ada bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti (dari dosa tersebut) serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap lagi. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah ar-ran (penutup) yang disebutkan oleh Allah di dalam kitab-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itulah yang menutupi hati mereka [al-Muthaffifin, 14].

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *