Orang Baik Menjadi Pecinta Majelis Ilmu

by
foto:istimewa

Oleh: K.H. Luthfi Bashori

Majelis ilmu atau yang terkenal juga dengan istlah Majelis Ta’lim, adalah sebuah tempat pencerdasan bagi umat Islam, karena di sana para guru umat itu akan menerangkan banyak hal terkait urusan kehidupan dunia dan akhirat.

Wartapilihan.com, Jakarta –Tentu saja yang disampaikan dalam majelis ta’lim itu bermuara pada ilmu syariat agama Islam. Sedangkan para hadirin di majelis ta’lim itu adalah mereka yang mendambakan dirinya menjadi orang baik saat mengarungi kehidupan dunia apalagi kehidupan akhirat.

Sy. Sa’id bin Musyayyab RA,dan Sy. Abu Salamah bin Abdurrahman RA mengungkapkan bahwa Sy. Abu Hurairah RA berkata, “Kalian mengatakan bahwa Abu Hurairah RA banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah SAW, dan kalian menyatakan, mengapa orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar tidak ada yang meriwayatkan hadist sebanyak Abu Hurairah ?”

Karena sesungguhnya saudara-saudaraku, orang-orang Muhajirin sibuk dengan urusan jual beli di pasar. Sebaliknya, aku pribadi selalu mendampingi Rasulullah SAW dengan perut kenyang. Oleh sebab itu, aku senantiasa hadir apabila mereka tidak hadir, dan aku menghafal, seandainya mereka lupa.

Sementara itu , saudara-saudaraku, orang-orang Anshar, sibuk mengurusi harta-benda mereka. Sebaliknya, aku hanya seorang miskin di antara orang-orang miskin yang ada di Shuffah (beranda masjid Nabawi), dan aku masih ingat ketika mereka sudah lupa.” (HR. Al-Bukhari).

Dalam riwayat lain Sy. Abu Hurairah RA menuturkan, “Sungguh kalian mengemukakan bahwa Abu Hurairah RA banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah SAW. Saya tidak mungkin membuat-buat hadist palsu karena Allah memberikan ancaman (kepada orang-orang yang membuat hadist palsu). Sungguh, saya ini seorang miskin yang selalu mengikuti Rasulullah SAW dengan perut kenyang.

Sementara itu kaum Muhajirin disibukan dengan urusan jual-beli di pasar, kaum Anshar sibuk mengurusi harta-benda mereka. Saya selalu hadir di dekat Rasulullah SAW. Suatu hari beliau bersabda, “Barang siapa mengembangkan kain sorbannya hingga selesai ucapanku, lantas ia melipatnya, maka ia tidak akan lupa sedikit pun yang didengarnya dariku.” Lalu mantel yang selalu saya pakai, saya bentangkan (setiap Rasulullah SAW menyampaikan petuahnya).

Demi Allah yang mengutus beliau membawa kebenaran, saya tidak pernah lupa sedikit pun apa yang saya dengar dari beliau SAW.” (HR. Al-Bukhari).

Doa yang dilantunkan di tempat majelis ta’lim itu termasuk doa yang mudah diijabahi oleh Allah SWT, karena di tempat itu pula berdatangan para malaikat yang menyaksikan berlangsungnya kegiatan majelis ta’lim, di samping banyaknya orang shaleh yang bergabung di dalamnya.

Tentu saja yang dimaksud majelis ta’lim di sini adalah yang benar-benar dibimbing oleh seorang guru yang mendalami ilmu syariat agama Islam serta guru yang bersifat takut kepada Allah dan tidak mencampurkan kemaksiatan dalam majelisnya itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *