Serangan kekerasan terhadap umat Islam menyapu distrik pusat Kandy selama sepekan terakhir.
Kekerasan tersebut, yang dipicu oleh kematian seorang Buddha Sinhala setelah dipukuli oleh sekelompok pria Muslim karena perselisihan lalu lintas, menyebabkan setidaknya dua orang tewas. Selain itu, masjid, puluhan rumah, dan tempat perniagaan dibakar atau dimusnahkan. Puluhan orang terluka dalam kerusuhan tersebut.
Pihak berwenang menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam dalam upaya untuk mengurangi kekerasan tersebut, namun Muslim Sri Lanka mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan berlanjut.
Polisi telah menangkap tersangka penghasut kerusuhan tersebut.
Pada hari Sabtu (10/3), Presiden Maithripala Sirisena mengumumkan panel tiga anggota akan ditunjuk untuk menyelidiki dan mengangkat jam malam. Namun, tentara tetap berada di jalanan.
Kekerasan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran ketidakstabilan di Sri Lanka, sebuah negara kepulauan Asia Selatan yang masih berjuang untuk pulih dari hampir tiga dekade perang saudara karena etnis. Demikian dilaporkan Al Jazeera.
Moedja Adzim