Mikroplastik Menggelitik, Tradisi Islam Layak Dilirik

by
Sumber foto: http://www.borgenmagazine.com

 Diriwayatkan dari Jabir Radliallahu ‘Anhu, Rasulullah mengunjungi sebuah rumah milik kaum Anshor bersama seorang sahabatnya dan berkata kepada pemilik rumah : “Bila engkau memiliki air di dalam wadah air dari kulit yang tersisa dari semalam – berikan kepada kami untuk minum; bila tidak biarlah kami minum dari aliran airnya langsung.”.

Ini Penghematan energi  dan sangat praktis untuk penyediaan air minum. Tuangkan saja air keran kedalam qirbah untuk persediaan air minum kita…

Pertanyaan menggelitik yang mungkin ingin kita ajukan, kenapa dalam riset ini wadah plastik tidak digunakan sebagai salah satu wadah uji?  Bila dilihat wadah yang diuji, terlihat kesamaan, yaitu wadah-wadah tersebut biasa digunakan sebagai wadah air minum dalam waktu sangat lama. Dugaan penulis, plastik dianggap wadah air yang dipakai dalam jangka waktu tidak lama, atau bahkan sekali pakai.

Penggunaan wadah yang ramah lingkungan, sekaligus menjaga kualitas air minum sepertinya dapat diberikan qirbah. Peran beeswax (lilin lebah) yang melapisi qirbah, selain melindungi dari tumbuhnya jamur, juga memberikan efek air lebih enak.  Seperti ada manis-masnisnya. Yang gandrung dengan air beroksi, tidak perlu mesin mahal, gunakan saja qirbah. Layak dicoba untuk kita yang peduli: kelestarian bumi dan kesehatan.  Apalagi kalau ‘value’ spiritual untuk kaum muslimin ikut diperhitungkan: mengikuti kebiasaan Nabi  SAW karena mencintai Nabi.

Sulitkah untuk mendapatkan Qirbah saat ini?

Banyak cara, mau beli langsung ? Silakan beli online di marketplace terkenal. Tersedia dengan kisaran harga Rp. 300rb-500rb yang berukuran 1liter.  Atau ada juga yang dapat mengajari kita membuat sendiri qirbah seperti yang ditawarkan Kebun AL-Qur’an di  Jl Juanda, Depok-Jawa Barat.

Mahal? Silakan bagi dengan kemungkinan penggunaannya yang bisa seumur hidup. Katakanlah 30 tahun atau setara 131.400 hari. Hanya Rp. 4,- per hari bila beli Qirbah yang harga Rp. 500.000. Atau katakanlah umur pakainya 10 tahun, hanya Rp. 11,- per hari. Berapa pengeluaran kita perhari dalam membeli  AMDK? Mnimal Rp. 250,- ukuran terkecil AMDK (gelas).  Itu baru hitung-hitungan pengeluaran harian. Kalau bicara kerugian karena sampah plastiknya? Ide ini layak di-eksplorasi dan diwujudkan…Hayuu ah, siapa ikut?  Wallahu A’lam

Abu Faris

Saat ini masih pengguna AMDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *