Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) sudah menjadi keseharian kita. Di rumah ada AMDK ukuran galon, bila bepergian ada AMDK dalam kemasan botol. Ini gaya hidup sehat jaman ‘now’. Bila kemudian ada info AMDK ini mengandung zat yang dicurigai tidak sehat, apa tidak membuat kita panik? Menarik disimak bagaimana brand-brand AMDK merespon issue ini.
WartaPilihan.com, Depok– Heboh hasil penelitian dari Orb Media Network bersama dengan peneliti dari State University of New York, tentang adanya mikroplastik dalam Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), ramai menjadi perbincangan Publik. Sesuatu yang sudah masuk menjadi bagian keseharian kita, tiba-tiba harus kita kritisi. Yang heboh tidak hanya pengguna, tapi juga brand-brand AMDK. Bagaiamana tidak, secara bisnis AMDK begitu menggiurkan. Dari Aspadin (Asosiasi Perusahaan Air Minum Indonesia), volume penjualan AMDK mencapai 26,8 milyar liter pada tahun 2016 dan terus tumbuh konsisten rata-rata 8% pertahun.
Dari laman katadata.co.id, untuk Wilayah Jabodetabek, sebagai pasar terbesar AMDK nasional, konsumen AMDK mencapai 39 persen. Lebih spesifik lagi, berdasarkan data BPS tahun 2015, persentase jumlah penduduk Jakarta yang mengonsumsi air kemasan pada 2015 sebesar 70,6 persen. Diperkirakan, hal tersebut tidak lepas dari keraguan masyarakat akan kualitas sumber air yang ada. Sehingga AMDK menjadi pilihan untuk kebutuhan konsumsi air minum.