Seringkali kita mendengar, perempuan lebih rentan terkena kista. Namun nyatanya, kista dapat menyerang laki-laki dan perempuan dengan tumbuh hampir di seluruh tubuh, seperti wajah, kulit kepala, punggung, lengan, hingga di dalam organ seperti ovarium.
Wartapilihan.com, Jakarta – Kista merupakan kantong berisi cairan yang dapat tumbuh di berbagai area tubuh mulai dari kulit, area kelamin, hingga organ dalam. Penyebab kista sangat beragam tergantung pada jenisnya.
Hal tersebut disampaikan dr. Allert Noya. Ia mengatakan, sebagian besar kista tidak memiliki tanda dan gejala yang khas, sehingga kerap tak disadari keberadaannya. Meski beberapa jenis kista pada kulit dan selaput lendir dapat ditandai dengan benjolan yang terkadang menyakitkan.
“Hingga kini, sebagian besar kista tidak diketahui jelas penyebabnya. Namun, beberapa kemungkinan penyebab kista antara lain saluran cairan tubuh yang tersumbat, kerusakan sel, atau efek cedera pada pembuluh darah. Selain itu, penyebab kista juga dapat berupa faktor genetik atau infeksi, misalnya parasit,” tutur Noya, berdasarkan laman alodokter.com, Senin, (11/6/2018).
Beberapa jenis kista yang paling umum ditemui yaitu (1) kista ganglion yang sering ada di atas persendian, (2) kista epidemoid yang menyerang wajah, kepala, leher, punggung, atau alat kelamin, (3) kista payudara yang ada di bagian payudara, (4) kista Bartholin yang terletak di vagina, dan (5) kista ovarium yang terletak di ovum perempuan.
Noya mengungkapkan, sebagian besar kista, seperti kista epidermoid, kista payudara, dan kista ganglion, tidak memerlukan pengobatan dan umumnya tidak menimbulkan gejala atau keluhan yang mengganggu.
“Akan tetapi, jika terdapat gejala yang dirasakan, seperti nyeri, sakit, bengkak, kemerahan, atau perubahan ukuran yang tidak biasanya pada kista epidermoid, payudara, dan ganglion, maka sebaiknya kunjungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat,” kata dia.
Demikian juga dengan kista ovarium dan Bartholin, langkah terbaik dalam menangani penyakit ini adalah dengan berkonsultasi ke dokter, agar dapat diberikan penanganan yang sesuai, bila diperlukan. Terutama jika terdapat gejala berupa nyeri atau perubahan bentuk serta ukuran pada kista.
“Kista ovarium dapat ditangani menggunakan terapi hormon berupa obat minum, atau jika kondisi kista lebih berat, mungkin akan dilakukan operasi pengangkatan kista. Sedangkan untuk kista Bartholin, pengobatan yang disarankan adalah obat antibiotikjika kista mengalami infeksi, atau dilakukan pengangkatan kista,”
Maka dari itu, Noya menyarankan agar terus menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah beragam kemungkinan penyebab kista.
“Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasakan adanya benjolan, atau mengalami gangguan kesehatan akibat terbentuknya kista,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini