Memperalat Agama untuk Kekuasaan

by
Dahnil Anzar Simanjuntak. Foto: Dok. Pribadi.

Kontestasi politik seringkali destruktif terhadap kehidupan Sosial masyarakat, khususnya kerukunan umat beragama. Perilaku memperalat agama untuk kepentingan meraih kekuasaan menjadi prilaku jamak yang ditunjukkan oleh Politisi Indonesia.

Wartapilihan.com, Jakarta – Hal itu disampaikan Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Seharusnya, standar moral dalam agama harus jadi panduan dalam politik, bukan justru memperalat agama demi kekuasaan.

“Kemunafikan dan keberpura-puraan rajin dipertontonkan untuk memperoleh simpati dari pemilih umat beragama. Simbol-simbol Agama yang sama sekali tidak pernah dikenakan, jelang pemilu biasanya digunakan,” kata Dahnil, Jum’at, (27/4/2018).

Ia memisalkan, mendadak pakai jilbab, mendadak rajin ke Masjid, ke Gereja, ke Pesantren dan simbol-simbol religius lainnya. “Bahkan tidak jarang, memaksakan diri menjadi imam Shalat padahal tidak pantas dan tidak bisa,” tuturnya prihatin.

Fenomena perilaku mendadak religius tersebut akhirnya menjadikan agama ruang pertarungan politik, rumah ibadah menjadi battle ground pemilu, dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia

“Karena politisi-politisi tersebut tidak menjadikan agama sebagai akhlak atau standar moral berpolitik namun memanfaatkan agama untuk menarik simpati demi kekuasaan,” tukasnya.

Maka, ia menyarankan agar elit-elit Politik tampil dan berpolitik dengan otentik dan tidak dipenuhi dengan laku-laku “mendadak religius” yang cenderung menipu sehingga Rumah Ibadah dan Agama tidak menjadi ruang gelut pertarungan syahwat kekuasaan para politisi.

“Mari menghadirkan nilai-nilai akhlak dalam agama menjadi standar moral bagi praktik politik, bukan memperalat Agama sekedar untuk kekuasaan jangka pendek,” sergah Dahnil.

Ia pun menghimbau, penting bagi masyarakat untuk terus merawat akal sehatnya untuk menilai politisi, dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama.

“Jangan sampai upaya Adu domba demi syahwat kekuasaan merusak keberagaman Indonesia. Ketika politik memecah belah, maka agama harus mempersatukan. Semoga tahun politik 2018 dan 2019 ini bisa kita lewati dengan penuh kebaikan,” harap dia.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *