Orangtua seringkali berekspektasi tinggi agar anaknya mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Tapi rupanya memaksa anak belajar dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental anak.
Wartapilihan.com, Jakarta – Hal tersebut disampaikan dr. Yusra Firdaus. Ia mengatakan, ada penelitian dilakukan oleh Arizone State University yang meneliti sikap orangtua pada kinerja akademik dari 506 siswa kelas 6. Hasil menunjukkan, anak yang mendapatkan tekanan untuk belajar lebih keras berdampak negatif pada kesejahteraan anak dan kesuksesan anak di masa depan.
Anak yang mendapat tekanan, menurut Yusra lebih mudah gelisah dan cemas. “Belajar di bawah tekanan membuat anak mengalami kesulitan belajar, stres, dan depresi. Bahkan, tanggung jawab besar yang dipegang anak untuk selalu jadi nomor satu, bisa memunculkan pikiran anak untuk bunuh diri,” kata Yusra, berdasarkan laman hellosehat.com, Senin, (1/10/2018).
Tak hanya itu, penekanan yang dilakukan dapat merusak rasa percaya diri anak karena ia selalu merasa tidak puas dan dapat merusak kualitas tidur.
“Anak yang harus mendapatkan nilai bagus, cenderung akan belajar hingga larut malam dan menyebabkan kualitas tidur anak jadi memburuk. Jika kualitas tidurnya buruk, maka ia akan sulit fokus di sekolah. Alih-alih nilainya bagus, si kecil akan semakin sulit mengikuti pelajaran,” tegas Yusra.
Tekanan untuk mendapat nilai bagus, jelas dia, akan membuat anak melakukan hal yang salah, seperti mencontek atau melakukan kecurangan lainnya dalam belajar. Anak takut jika ia tidak mendapatkan nilai yang bagus, jadi ia akan melakukan berbagai cara.
Maka dari itu, dr. Yusra menekankan agar penekanan jangan sampai membuat anak jadi tertekan, cemas, dan gelisah. Ikuti beberapa langkah berikut ini untuk membantu meningkatkan semangat anak dalam belajar. Menurut dia, orangtua perlu ingat bahwa yang terpenting adalah bagaimana usaha anak untuk mencapainya bukan bagaimana hasil akhirnya.
“Menghargai usaha anak, membuatnya lebih percaya pada kemampuannya sendiri dan tentunya akan memotivasi anak untuk belajar lebih baik tanpa merasa tertekan,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan agar membantu anak menemukan solusi ketika anak mengalami kesulitan. Hal yang tak kalah penting, tutur dr. Yusra yaitu memberi apresiasi atas pencapaiannya dalam belajar.
“Semua orang menyukai hadiah, apalagi anak-anak. Untuk menunjukkan rasa bangga atas usaha anak dalam belajar, Anda boleh memberikan mereka hadiah.
Misalnya, makan malam di luar bersama, menambah uang sakunya, membelikannya mainan atau benda yang diinginkannya, atau mengajaknya berlibur. Ingat, jangan terlalu berlebihan karena bisa membuat anak mengharapkan sesuatu yang lebih,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini