Jaringan otak manusia yang masih hidup menghasilkan gelombang listrik yang berubah-ubah. Gelombang listrik ini disebut gelombang otak atau brainwave, yang meliputi gelombang Beta, Alpha dan Theta. Seyogyanya orangtua dapat berkomunikasi dengan anak sesuai dengan gelombang otak yang dominan pada usia tertentu, agar anak tumbuh dengan mental yang baik.
Wartapilihan.com, Jakarta –Getaran suara (audio) tertentu yang didengarkan telinga, gelombang cahaya (visual) yang dilihat, serta sinyal raba (kinestetik) dan perasaan hati yang dirasakan, dapat menggetarkan otak sehingga otak memproduksi gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi indrawi yang kita terima dari suara, cahaya, raba, dan rasa.
Gelombang otak dapat diukur dengan alat Electroencephalogram (EEG) yang ditemukan pada 1924. Penemu EEG, Hans Berger (21 Mei 1873 – 1 Juni 1941), adalah seorang profesor di bidang neurologi dan psikologi asal Jerman.
“EEG mampu memvisualisasikan gelombang otak manusia ke dalam bentuk grafik. Penelitian menunjukan, gelombang otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang,” kata Elly Risman, pakar parenting, di Facebook Yayasan Kita dan Buah Hati, Senin, (4/3/2018).
Pada bayi usia 0-24 bulan, Elly melanjutkan, umumnya gelombang dominan berada pada gelombang Delta, dimana pada gelombang ini terjadi pada saat kita tertidur lelap tanpa mimpi dalam alam bawah sadar.
Sedangkan anak usia 2-6 tahun dominan berada pada gelombang Theta, dimana dominan terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. “Hal ini menjelaskan mengapa anak-anak kita cepat sekali dalam belajar, sangat kreatif dan kaya imajinasi, dan mudah menerima informasi apa adanya. Otak anak dibawah usia 7 tahun yang belum sempurna bersambungan sekaligus dominansi gelombang,” lanjut dia.
Theta dan Delta pada anak, juga menjadi alasan mengapa anak-anak seringkali berperilaku di luar kesadaran mereka sendiri yang mungkin mengakibatkan orangtuanya kehilangan kesabaran.
“Pemahaman kita mengenai gelombang otak, memberikan kita informasi bahwa komunikasi yang efektif dengan anak dapat terjadi ketika kita mampu mengenali dan memanfaatkan keistimewaan tiap gelombang dengan tepat dari bahasa tubuh anak kita,” ungkap Elly.
Umumnya, anak berusia 6 hingga 12 tahun (Usia SD) dominan berada pada gelombang otak Alpha. Sedangkan gelombang otak Theta mendominasi otak anak usia 2 hingga 6 tahun. Jelas dari perilaku keseharian anak-anak yang dipenuhi imajinasi dan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan berkat hormon yang dihasilkan pada gelombang Alpha dan Theta.
“Sepanjang harinya, anak kita yang berusia 2 hingga 12 tahun berada pada gelombang Alpha dan Theta, terutama saat anak merasa nyaman dan tenang, serta saat anak akan tertidur, akan terbangun, atau saat 15 menit pertama tidurnya,”
Menurut dia, pada usia inilah saat-saat yang tepat untuk menanamkan nilai dan kebiasaan baik secara langsung ke pikiran bawah sadar anak kita. Bacakan cerita yang inspiratif dan ucapkan doa-doa tentang anak kita di telinganya sebelum ia tertidur.
“Dukung anak kita untuk mengeksplorasi apa saja yang boleh bagi anak seusianya, beri anak kita mainan dan situasi yang merangsang kreativitas dan imajinasinya. Dorong ia untuk bermimpi,” sarannya.
Hal yang paling penting, Elly menekankan, menyadari bahwa kata-kata dan sikap kita padanya di usia ini akan memiliki efek pada kehidupan dewasanya.
“Sadari juga bahwa kata-kata kita mengenai dirinya akan menjadi keyakinan dan identitas anak kita yang dapat bertahan seumur hidup. Selalu gunakan kalimat dan bahasa tubuh yang positif ketika berbicara dengan anak kita,” pungkas Elly.
Sementara itu, pada anak usia 10 hingga 12 tahun, gelombang otak anak lebih dominan pada gelombang beta, yakni anak dalam kondisi terjaga dan menjalani aktifitas sehari-hari, terutama yang menuntut logika dan konsentrasi tinggi.
Gelombang Beta terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu Beta 1 (untuk frekuensi rendah 12 – 15 Hz), Beta 2 (untuk frekuensi menengah 15 – 20 Hz), dan Beta 3 (untuk frekuensi tinggi 18 – 40 Hz). Gelombang Beta ini dapat dimanfaatkan oleh Ayah Bunda untuk mendidik anak berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Maka dari itu, Elly menekankan, pada usia 12 ke atas, sebaiknya berkomunikasi dengan kalimat tanya. Jika anak sedang bertanya, jawab dengan baik, jujur, dan sesuai kebutuhannya. Selain itu, kenalkan emosi pada anak, lakukan tanya jawab mengenai respon terbaik dari emosi yang dirasakan.
“Beri kesempatan dan tidak terburu-buru menolong anak ketika ia terlihat sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan apa yang sedang dilakukan. Bantu anak mengenali, menganalisis dan mengatasi masalah, baik yang berasal dari perasaan maupun berasal dari tantangan yang sedang dikerjakannya,” tukas Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini.
Eveline Ramadhini