Pemimpin Partai Fatah, Mahmoud Abbas, menyerukan “Hari Kemarahan” untuk memprotes tindakan keamanan baru yang dilakukan oleh Israel di sebuah situs di Yerusalem yang suci bagi Muslim dan Yahudi.
Wartapilihan.com, Yerusalem —Seruan tersebut seiring dengan penerapan detektor logam dan pintu putar di pintu masuk kompleks al-Aqsa oleh Israel setelah baku tembak mematikan di sana pada hari Jumat pekan lalu.
Dalam insiden tersebut, dua petugas keamanan Israel tewas setelah sebuah serangan yang diduga dilakukan oleh tiga warga Palestina yang kemudian dibunuh oleh polisi Israel.
Ketegangan melonjak
Palang Merah mengatakan pada hari Selasa (18/7) malam bahwa setidaknya 50 warga Palestina terluka dalam bentrokan semalam dengan polisi Israel yang tersisa di dekat tempat suci, yang dikenal sebagai Bukit Kuil untuk orang Yahudi dan Tempat Suci bagi kaum Muslim. Sedikitnya empat paramedis terluka dan 15 lainnya terkena peluru karet, kata badan amal tersebut.
Bentrokan juga pecah pada Selasa (18/7) malam setelah pasukan keamanan Israel menggunakan bom suara dan peluru karet untuk membubarkan kerumunan jamaah di dekat Gerbang Singa di Yerusalem yang setelah shalat Isya. Sejumlah orang Palestina menderita luka karena peluru karet, termasuk mantan mufti Yerusalem, Sheikh Ikrima Sabri.
Gerakan Hamas dan Gerakan Jihad Islam juga menyerukan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengenai langkah-langkah keamanan baru yang diambil Israel..
“Hari Kemarahan” akan berlangsung pada hari ini, Rabu (19/7). Untuk hari ketiga, otoritas Wakaf Islam – yang mengelola kompleks Masjid Al-Aqsa – menolak masuk melalui detektor logam Israel.
Fatah menyerukan agar shalat Jumat dilakukan di lapangan umum di kota-kota Palestina untuk mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai “prosedur teroris” oleh Israel di Yerusalem Timur yang diduduki.
Warga Palestina telah melakukan shalat di luar kompleks sebagai protes walaupun kompleks telah dibuka kembali pada hari Ahad (16/7) setelah penutupan dua hari.
Mufti Agung Yerusalem, Mohammed Ahmed Hussein, mengkritik tindakan baru tersebut karena mengubah status quo yang memberi umat Islam kontrol agama atas situs tersebut dan mengizinkan orang Yahudi mengunjungi tapi tidak berdoa di sana.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld, mengatakan bahwa pasukan Israel memindahkan jamaah di Gerbang Singa karena diduga memblokir jalan saat melakukan shalat.
Orang-orang Palestina khawatir bahwa Israel mencoba merebut kembali kendali atas situs tersebut secara diam-diam. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat lalu menegaskan bahwa dia tidak ingin mengubah status quo.
Situs ini menampung Masjid al-Aqsa dan kubah batu suci, situs tersuci ketiga Islam setelah Mekkah dan Madinah. Perdebatan tentang kontrol situs tersebut sering menyebabkan ledakan pertempuran dan bentrokan.
Setelah serangan yang terjadi pada Jumat lalu, Israel menutup daerah tersebut, mencegah jamaah shalat Jumat di Masjid al-Aqsa untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa.
Mahmoud Abbas yang dengan cepat mengutuk serangan penembakan tersebut dalam sebuah telepon ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ini berada di Beijing untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Demikian dilaporkan Al Jazeera.
Moedja Adzim