Luhut Makin Mencoreng Jokowi

by
Foto : Tribunnews

Berbagai kebijakan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan mencoreng pemerintahan Jokowi. Mulai dari pemihakannya kepada Reklamasi Pantai Utara Jakarta sampai dengan penghentian pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba.

Wartapilihan.com Jakarta –Masyarakat Indonesia dua hari ini dikejutkan oleh video perdebatan yang viral di medsos antara Ratna Sarumpaet dan Luhut Panjaitan. Dalam video itu (2/7) terlihat aktivis LSM Ratna Sarumpaet protes keras kepada Luhut, karena menghentikan pencarian korban kapal Sinar Bangun yang tenggelam beberapa waktu lalu di Danau Toba. Korban yang diduga terperangkap dalam kapal atau hilang dalam danau diperkirakan mencapai 164 orang.

Aktivis perempuan kelahiran Tapanuli Utara, 16 Juli 1949 ini marah besar kepada Luhut karena tidak berusaha sekuat tenaga untuk melakukan pengangkatan kapal itu dan menghentikan begitu saja, pencarian korban dengan mengajak keluarga korban menabur bunga. Untuk meredam kemarahan korban, aparat di bawah Luhut juga kabarnya menjanjikan uang sebesar 50 juta untuk keluarga korban.

Aksi Ratna Sarumpaet yang berani melawan ‘menteri superman’ itu mendapat simpati yang luar biasa bagi publik. Fadli Zon memuji-muji Ratna sebagai seorang perempuan pemberani yang diperlukan bagi bangsa Indonesia. Begitu juga aktivis medsos Mustofa Nahrawardaya mengacungkan jempol bagi Ratna.

“Saya kira kita butuh figur-figur yang berani seperti itu untuk menuntut hak. Kan masyarakat yang menjadi korban, keluarganya, keluarga mereka, itu kan berhak dong untuk mendapatkan satu pelayanan, satu pembelaan, dan juga usaha yang maksimal dong dari pemerintah,” kata Fadli.

“450 Meter memang itu cukup dalam. Tapi kan orang ini udah nyampe ke bulan, udah nyampe ke mana, masak di situ enggak bisa?” lanjut Fadli. “Kalau enggak bisa Indonesia minta bantuan negara lainlah. Ibaratnya gitu. Ini kan masalah 164 jasad. Mungkin keluarga mereka ingin dikuburkan dengan layak, dengan baik. Menurut saya harus ada usaha maksimal,”paparnya.

Sementara itu, pendukung setia Jokowi (Luhut) nyinyir terhadap aksi Ratna Sarumpaet. Mereka menyuruh Ratna dan para pendukungnya untuk menyelam sendiri ke danau Toba.

Sementara itu, Luhut sendiri esok harinya tidak mau berkomentar menanggapi aksi yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Dalam penjelasannya Luhut mengaku sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk kebijakannya menghentikan pengangkatan kapal KM Sinar Bangun ini.

Kepala SAR Medan sekaligus Koordinator Tim Pencarian KM Sinar Bangun, Budiawan menyatakan bahwa pertimbangan kesulitan dalam mengangkat jenazah dari dasar danau menjadi pembahasan bersama. Posisi kapal dan jenazah ada pada kedalaman 450 meter. “Di hari ke-13, kita coba berunding sama Bupati (Simalungun) dan keluarga korban. Kalau mau mengambil ya kita siapkan dana besar, peralatan yang canggih, dan perlu waktu yang lama,” kata Budiawan.

“Pada hari ke-14, faktor kesulitan itu semua sudah tahu ya. Ini kita maknai dulu deh, apakah kita akan berlarut-larut dengan mencari alat ke luar negeri dan ke mana-mana?” terangnya.

Nampaknya keluarga korban pun terbelah. Ada yang dukung Luhut dan ada yang dukung Sarumpaet.

Yang jelas, sikap arogan Luhut menghadapi protes Ratna Sarumpaet ini menambah nilai minus pemerintahan Jokowi. Masyarakat jadi teringat perdebatan panas antara Luhut yang membela reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Anies Baswedan yang menentang reklamasi. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *