“Kayak Polri barang kemarin nangkep ulama, ya Allah kasian, lha kok ini (Ahok, red) gak ditangkep-tangkep, padahal udah jelas salah,” katanya kepada Warta Pilihan pada Selasa (4/4).
Lelaki usia 63 ini siap untuk membela Al Qur’an yang sering dinistakan oleh Ahok, bahkan nyawa sekalipun dipertaruhkan.
“Saya mending pati mas, sampean ini nanti yang akan melanjutkan perjuangan saya. Saya udah tua, generasi sampean nanti yang maju, jadi ingat sama Bapak nanti, dulu Bapak pernah berjuang membela kebenaran,” tukas lelaki tua yang sudah mengayuh sepeda ontelnya sejak 2013 silam.
Selain itu, ia ikut menyoroti tokoh dan ulama Nahdhatul Ulama yang mendukung Ahok pada konstalasi Pilkada putaran kedua.
“Lah, NU (Nusron Wahid, red) yang dukung nganu (Ahok, red) kan ra ngerti hadisne, coba ngerti, lha itukan bayaran semua Mas. Saya ikut ulama yang patuh sama Al Qur’an Sunnah aja Mas, yang bisa membuat kita bahagia dunia akhirat,” tandas lelaki yang pernah nyantri di Pesantren Sidogiri ini.
Beberapa waktu lalu, ia pernah ditawari oleh satu tim sukses dari PDIP untuk mengikuti sidang Ahok dengan diberikan fasilitas penginapan di hotel dan transportasi menuju Kementerian Pertanian.
“Saya enggak mau yang gitu-gitu mas, walaupun dikasih duit, baju, nginep di hotel. Alhamdulillah saya sudah bisa tidur di masjid, saya tidak mau ngapusi orang, ngerayu orang, intinya saya mau yang halal,” katanya.
Ia berharap, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera dipenjarakan agar tidak menimbulkan suasana yang tidak kondusif dan konflik berkepanjangan.
“Saya komitmen Ahok harus dipenjara, saya akan berjuang mati-matian sampai Ahok dimasukkan ke penjara walaupun harus mengorbankan nyawa saya Mas,” tutupnya.
Reporter: Ahmad Zuhdi