Keputusan Donald Trump akan membuat perlawanan dunia semakin masif, semua negara Islam bersama Palestina dan 128 negara lainnya akan melakukan perlawanan.
Wartapilihan.com, Jakarta –Hari ini, Selasa (15/5) masyarakat dunia menyaksikan ada dua peristiwa besar di Palestina, di perbatasan Gaza puluhan warga Palestina di bantai Zionis Israel dan ribuan orang terluka, di Yerussalem Palestina, AS dengan ke angkuhannya membuka kantor kedutaannya di tanah Palestina untuk negara penjajah Israel.
Sebagai Ketua komisi 1 DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengutuk keras langkah AS tersebut dan menyampaikan duka mendalam kepada warga Palestina di Gaza yang menjadi korban kebiadaban Israel
“Duka yang mendalam kepada warga Palestina di Gaza, mereka gigih memperjuangkan kemerdekaan sebagai sebuah bangsa, namun disisi lain AS mengamini pembantaian itu dengan membuka kantor di Yerusalem tanah rakyat Palestina,” ujar Kharis dalam keterangan tertulis kepada Warta Pilihan di Jakarta, Selasa (15/5).
Menurutnya, langkah AS seperti membuka kotak pandora krisis timur tengah yang kian meruncing dan melampaui batas kemanusiaan, dimana
128 negara menentang langkah Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel, termasuk Indonesia. Hal itu jelas sekali menunjukkan sikap arogan AS dan tidak menghormati PBB dan Majelisnya sebagai kesepakatan negara dunia.
“Saya mengutuk dan mengecam langkah Amerika Serikat yang tidak menghormati putusan Sidang Darurat Majelis Umum PBB, bagaimana kami akan menghormati langkah anda jika anda tidak menjalankan dan menerima keputusan seakan kami 128 negara tidak ada,” tegas anggota DPR RI Fraksi PKS ini.
Langkah sepihak AS memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv, jelas Kharis, dapat mengganggu perdamaian dunia yang selama ini diperjuangkan Amerika. Selain itu, hal itu akan membuat perlawanan dunia semakin masif, semua negara Islam bersama Palestina dan 128 negara yang lain juga. Karenanya, ia mendesak Amerika harus menghentikan langkahnya.
“AS telah melewati garis merah batas perdamaian di Palestina dan kawasan Timur Tengah yang merupakan langkah awal kehancuran bagi perdamaian yang Amerika sendiri menggagasnya,” tegasnya.
Kharis juga mengingatkan bahwa Yerusalem bukan lah milik Israel apalagi AS sehingga Negeri Paman Sam juga tidak berhak untuk memutuskan apakah Yerusalem menjadi bagian dari Israel atau bukan.
“Siapa yang memberi AS hak untuk memutuskan bahwa Yerusalem adalah bagian dari Israel? Yerusalem bukan milik AS. Hormati PBB dan tarik kedutaan AS dari Yerusalem!,” tandas dia.
Yerusalem atau Al-Quds di Palestina, simpul Kharis, merupakan salah satu tanah suci ummat Islam, negara-negara Timur Tengah dan juga negara-negara Islam akan selalu menempatkan Palestina sebagai perhatian utama dalam kebijakan luar negeri.
“Sesuai pembukaan UUD 1945, Indonesia akan selalu di depan dalam perdamaian dunia dan kemerdekaan suatu bangsa sudah jelas menjadikan Palestina sebagai arus isu utama dalam kebijakan luar negeri senafas dengan konstitusi kita,” tutupnya.
Ahmad Zuhdi