Konsorsium Pembangunan 100 RS Islam

by
Jajaran pengurus Bakomubin usai konferensi pers konsorsium pembangunan 100 RS Islam dan festival Mubaligh Indonesia. Foto: Zuhdi

“Kami ingin mengubah citra yang selama ini ada bahwa RS Islam itu mahal. Semoga kami dapat menghadirkan RS Islam yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat,” ujar Deddy Ismatullah.

Wartapilihan.com, Jakarta –Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah. Karena itu, segala aktivitas manusia di dunia harus didedikasikan dan diorientasikan untuk ibadah dalam arti yang seluas-luasnya.

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 56).

Dalam kitab Tauhid dikemukakan, “Ibadah adalah nama yang mencakup segala bentuk yang dicintai serta diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatan, yang nyata atau yang tersembunyi” (Aceng Zakaria, 2006:4).

Mengingat luasnya cakupan ibadah, maka para ulama membaginya menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdhah (khusus) yang kaitannya langsung dengan Allah (habl min Allah) dan ibadah ghair mahdhah (umum) yang kaitannya antar sesama manusia dan lingkungan (habl mi al-naas).

Melalui pelayanan kesehatan, pendidikan dan dakwah, kata Ketua Umum Bakomubin Deddy Ismatullah, hal itu merupakan saran pengabdian amal shaleh kepada Allah Swt. Karena tugas ibadah itu melekat pada perjalanan hidup manusia, maka tugas ibadah berlaku sepanjang hayat.

Konsorsium Pembangunan 100 RS Islam

Badan Koordinasi Muballigh Indonesia (Bakomubin) akan segera membangun 100 Rumah Sakit (RS) Islam se-lndonesia. Program tersebut, menurut Ketua Umum Bakomubin Deddy Ismatullah merupakan bentuk pelayanan Bakomubin kepada umat. Untuk itu, Bakomubin dan PT An-Nisa Utama yang sudah berpengalaman mengelola RS An-Nisa Group, membentuk konsorsium agar gagasan besar ini dapat terwujud.

“Mendirikan 100 RS Islam di Indonesia ini kan rasanya hampir mustahil kalau dilakukan sendirian. Karenanya kami bermaksud membentuk konsorsium dengan mengundang pihak-pihak yang peduli terhadap pelayanan umat untuk bergabung,” kata Deddy dalam konferensi pers di DPP Bakomubin di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu (2/6).

Lebih lanjut dia menjelaskan, RS Islam harus dapat ikut berperan pada Program laminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945. Dengan begitu RS Islam menjadi solusi dari permasalahan mahalnya biaya kesehatan yang kerap kali terjadi di Indonesia.

“Jadi RS Islam ini nantinya juga akan memprioritaskan kaum dhuafa. Kami ingin mengubah citra yang selama ini ada bahwa RS Islam itu mahal. Semoga kami dapat menghadirkan RS Islam yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat,” ungkapnya.

Senada dengan itu, penanggung jawab program konsorsium pembangunan 100 RS Islam seIndonesia, dr Arif Nasution mengatakan seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan yang baik yang pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Penyelenggan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).

Namun sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014 terjadi banya masalah di lapangan. Salah satu yang krusial, rumah sakit yang berkerjasama dengan BPJS, terjadi banyak perubahan, terutama dalam sistem pembayaran pelayanan dari fee for service menjadi package payment.

“Hal tersebut menimbulkan tantangan baru dalam manajemen rumah sakit, karena belum semua rumah sakit siap dengan perubahan yang terjadi. Akhirnya banyak rumah sakit mengalami rugi akibat melayani peserta JKN,” ungkap Arif.

Dia menambahkan, salah satu alasan Bakomubin menggandeng RS An-Nisa Group karena pengalaman melayani peserta JKN sejak 1 Januari 2014. Lewat kebehasilan Rumah sakit An-Nisa Tangerang melayani peserta JKN, kini rumah sakit itu menjadi percontohan untuk pengelolaan RS Tipe C.

‘’Keberhasilan tersebut membuat lebih dari 350 rumah sakit se-lndonesia datang untuk studi banding mempelajari pengelolaan pelayanan JKN,” tuturnya.

Melalui konsorsium yang dibentuk, dia berharap ada transfer ilmu pengetahuan kepada 100 RS Islam yang akan dibangun, bagaimana caranya pengelolaan rumah sakit Islam. Sehingga sebagai lembaga dakwah, Bakomubin dapat memberikan manfaat lebih banyak bagi umat, terutama dalam pelayanan kesehatan.

Festival Mubaligh Indonesia

Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) segera menggelar Festival Muballigh Indonesia (FMI). Kegiatan ini diselenggarkan untuk mencetak kader dakwah dari generasi milenial. FMI didukung oleh Kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Sosial, serta Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Bakomubin, Deddy lsmatullah. Generasi milenial memiliki potensi besar untuk meneruskan estafet dakwah Islamiyah di Indonesia.

“Mereka adalah generasi penerus. Karenanya dari sekarang kita siapkan mereka menjadi dai yang visioner, cerdas, dan tangguh dengan metode dakwah rahmatan lil alamin dalam rangka penguatan NKRI lewat ajang FMI,” katanya dalam konferensi pers di kantor DPP Bakomubin, di Jakarta, Sabtu (2/6).

Ia menambahkan, Festival Mubaligh Indonesia bukan bagian dari program sertifikasi dan pendataan ulama versi Kementerian Agama. Tidak ada kaitannya dengan 200 ulama versi Kemenag.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris lenderal Bakomubin, Abdurrahman Tardjo menjelaskan, FMI merupakan bagian dari rangkaian peringatan Milad Bakomubin ke-22. Kegiatan ini akan dilaksanakan setelah ldul Fitri tahun inl. Untuk tahap awal kegiatan ini akan diikuti dari dai-dai dan muballigh muda dari beberapa kabupaten dan kota. Dari sini diharapkan muncul mubalilgh yang dapat menyampaikan risalah Islam dengan bahasa dan gaya kekinian.

Ketua Panitia Nasional Milad Bakomubin ke-22 Ahmad Rizal menambahkan, tiap kabupaten dan kota akan diwakili tiga peserta dengan rentang usia 15-25 tahun. Mereka akan diseleksi kembali untuk berlaga di tingkat provinsi. Selanjutnya para finalis terpilih akan berkompetisi di Jakarta yang akan disiarkan oleh stasiun televisi nasional.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *