“Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS Ar Ra’d 17)
Wartapilihan.com, Jakarta –Kini Barat mulai kehilangan nilai. Wanita-wanita di Barat kini mulai membenci feminisme. Padahal feminisme lahir dari Rahim ideologi Barat, demokrasi liberal. Mereka ingin kembali menjadi ibu yang dapat mengasuh anaknya. Ibu yang dapat menyediakan teh untuk suaminya. Ibu yang bersama sang suami membangun rumah tangga yang bahagia.
Kaum feminism yang dulu begitu keras mengecam perkawinan, mengecam dominasi laki-laki atas perempuan kini mereka mulai sadar bahwa yang mereka lakukan salah. Mereka menyadari bahwa antara laki-laki dan perempuan ada perbedaan. Laki-laki ada bukan untuk dibenci atau disaingi, tapi ada justru untuk diajak bersama membentuk rumah tangga sejahtera dan masyarakat yang bahagia.
Seperti diketahui, Islam menempatkan laki-laki dan perempuan secara terhormat. Masing-masing yang merupakan keturunan Nabi Adam dan Hawa ini dianggap Al Quran adalah makhluk yang mulia. Mereka diperlakukan sama dihadapan Al Quran dan hanya sedikit berbeda, karena fitrah wanita sendiri. Misalnya dalam soal warisan, kesaksian, tidak puasa dan shalat karena hadirnya haidh dan lain-lain.
Al Quran menyatakan :
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al Ahzab 35)
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS an Nisaa; 32)
Al Quran mengharapkan wanita tidak iri hati terhadap ‘hal yang lebih’ yang diberikan Allah kepada laki-laki. Kaum lelaki yang diberikan kemampuan lebih ini juga mendapat amanat yang lebih besar. Misalnya kewajiban membiayai keluarga, kewajiban puasa Ramadhan dan shalat yang terus menerus, kewajiban menjadi ‘pemimpin’ dan seterusnya. Bila wanita memahami hal ini, maka ia akan merasa bersyukur kepada Allah SWT.
Ketika Rasulullah saw diutus di Mekkah, masyarakat Mekkah saat itu –sebagaimana Barat- sangat menghinakan wanita. Makhluk jenis ini dianggap hina, setengah manusia, bahkan di Arab banyak bayi-bayi perempuan lahir dikubur hidup-hidup karena memberi rasa malu keluarga.
Saat Rasulullah saw hadir, wanita diangkat menjadi makhluk yang terhormat. Kedudukannya menjadi sederajat dengan pria dan hanya hukum-hukum tertentu yang membedakan wanita dan pria. Ketika seorang sahabat bertanya siapa yang harus dihormati? Rasulullah menyatakan ibumu (tiga kali), baru bapakmu.
Memang dalam Islam, kewajiban mendidik anak terutama adalah kewajiban ibu. Meski demikian Ayah tidak boleh membiarkan ibu sendirian. Keduanya harus bersama-sama mendidiknya, meski porsi ibu lebih besar, karena ibu diharapkan banyak di rumah daripada di luar rumah.
Dan kewajiban mendidik anak ini adalah kewajiban yang mulia. Karena pendidikan ini mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi masa depan.
000
Barat juga kehilangan nilai, ketika para ahli neurologinya menemukan bahwa pornografi merusak otak. Barat yang merupakan campuran dari ideologi Kristen, Yahudi dan peradaban Romawi kini menyadari bahaya pornografi (dan pornoaksi).
Seperti diketahui, Barat menyebut hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahan adalah hal biasa. Gambar-gambar porno, film-film porno diproduksi besar-besaran dan diedarkan di seluruh dunia. Mereka merasa tanpa dosa membuat industri itu, karena menghasilkan uang.
Uang atau materi di Barat, memang seperti Tuhan. Apapun mereka lakukan, agar menghasilkan uang. Pornografi, industri senjata-senjata mutakhir, perjudian dan ‘hal-hal maksiyat lain’ diproduksi karena menghasilkan uang. Bahkan penjajahan terhadap bangsa lain (Irak, Palestina, Afghanistan dll) dilakukan, karena menghasilkan uang.
Islam mengatur masalah aurat laki-laki dan perempuan ini dengan cara seksama. Bila tidak diatur, maka akan menimbulkan kerusakan masyarakat. Lihatlah di Barat, karena ia membebaskan hubungan kelamin laki-laki dan perempuan, akhirnya pada umur 15 tahun banyak diantara mereka yang sudah tidak perawan atau tidak perjaka lagi.
Islam mengatur bagi laki-laki dan perempuan yang sudah tidak bisa menahan nafsunya agar segera menikah. Bukan dengan menumpahkan nafsunya secara liar dimana-mana. Setelah menikah, Islam memberikan petunjuk bagaimana agar laki-laki dan perempuan itu bahagia bersama dengan anak-anaknya.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar Ruum :21].
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendiri (bujangan) di antara kalian dan orang-orang shaleh diantara para hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka dalam keadaan miskin, Allah-lah yang akan menjadikan kaya dengan karunia-Nya [ QS. An-Nur : 32]
Islam juga mengatur agar wanita dan laki-laki berpakaian menutup aurat dan menjaga pandangannya. Firman Allah SWT :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS an Nuur 31)
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS an Nuur 30)
Dengan memegang prinsip al Quran ini maka laki-laki dan perempuan akan menjaga pandangannya. Mungkin saja seorang laki-laki Muslim melihat porno –karena godaan nafsu- tapi ia akan bertobat setelah itu. Beda dengan laki-laki Barat yang non Islam. Ia akan melihat porno itu tanpa dosa, bahkan boleh jadi ia akan membuat industri pornografi, karena melihat keuntungan materi yang luar biasa.
000
Barat juga kehilangan nilai, ketika ia memproduksi senjata-senjata pembunuh massal dan memulai perlombaan senjata. Kenapa? Ya karena lagi-lagi Tuhan Barat adalah materialisme. Materi. Mereka tidak melihat dampak jauh produksi senjata canggih pembunuh manusia ini.
Bagi mereka kehidupan adalah dunia ini. Tidak ada lagi kehidupan setelah dunia (akhirat). Karena filosofi ini, menyebabkan mereka ingin menikmati dan menguasai dunia ini dengan segala cara. Mereka melihat kekuasaan adalah kenikmatan terbesar bagi manusia. Karena dengan kekuasaan itu, mereka bisa memerintah orang, mendapat kehormatan dimana-mana, menguasai harta dan bisa melampiaskan nafsu seksual kepada siapa saja dengan sembunyi-sembunyi, membunuh ribuan manusia tanpa dihukum dan lain-lain.
Beda 360 derajat dengan Islam. Satu-satunya agama wahyu Ilahi ini melihat manusia lain dengan penuh hormat. Kebahagiaan dalam Islam, bukan kebahagiaan materi, meski materi itu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebahagiaan dalam Islam, adalah ketika seorang Muslim dapat mentaati Allah dan Rasulnya. Firman Allah SWT :
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar (bahagia di atas bahagia).” (QS al Ahzab 71)
Bila Barat melihat manusia selain dirinya ingin menguasainya, maka Islam melihat manusia lain ibarat saudara. Islam memandang manusia lain adalah manusia seperti dirinya sama-sama keturunan Nabi Adam. Sama-sama mempunyai tugas melanjutkan risalah Ilahi.
Seorang Muslim bila melihat non Muslim, ia merasa iba. Karena orang itu boleh jadi tidak tahu akan kenabian Nabi Muhammad saw, orang itu tidak tahu kemukjizatan Al Quran dan lain-lain. Ia berdoa dan berharap orang itu dapat masuk Islam dan bersama-sama dirinya nanti dapat masuk surga (setelah wafat) sebagaimana yang dijanjikan Allah SWT dalam Al Quran.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS ar Ruum 22)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al Hujurat 13)
Walhasil, Barat memang masih berdiri. Tapi ibarat pohon, ia bagaikan pohon yang telah mengering akarnya atau bagaikan pohon yang sudah roboh dan tercerabut akarnya dari tanah. Wallahu azizun hakim. II
Izzadina