Ketua Bamus Betawi menolak tawaran pengusaha Cina yang ingin memproduksi berbagai souvenir budaya Betawi.
Wartapilihan.com, Jakarta –Sejarawan asli Betawi JJ Rizal mengharapkan Badan Musyawarah Betawi segera mengumpulkan para pakar untuk membuat rencana strategi besar merealisasikan Perda/Pergub tentang pelestarian budaya betawi. “Kalau tidak cepat merespon ini, maka bisa menjadi pedang Janus (pedang bermata dua yang bisa membunuh musuh, tapi juga bisa membunuh diri sendiri),”kata Riza dalam diskusi di Condet, Jakarta, Ahad (27/8).
Seperti diketahui di DKI Jakarta telah keluar Peraturan Daerah No. 4/2012 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, Peraturan Gubernur 229/2016 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi dan Peraturan Gubernur No 11/2017 tentang Ikon Budaya Betawi.
Jadi menurut Rizal, para pakar itu nanti akan merealisasikan program penghargaan ke tokoh betawi, penulisan buku Betawi, perpustakaan Betawi, museum Betawi, budaya Betawi dan lain-lain.
Sejarawan ini juga mengharap agar orang-orang Betawi tidak mundur dari politik. Meski kadang-kadang terjadi, gubernur bukan dari Betawi tapi dia memajukan Betawi. “Ali Sadikin bukan dari Betawi. Tapi dia membuat Betawi berkembang dengan membentuk Lembaga Kebudayaan Betawi,”terangnya.
Sementara itu, Andi Yahya Saputra, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi menyatakan saat ini ada 1358 item budaya Betawi yang perlu dijaga. Meliputi folklor lisan, folklor ½ lisan dan folklor bukan lisan. Folklor lisan seperti ungkapan tradisional, dongeng, sahibul hikayat dan lain-lain. Sedangkan folklore bukan lisan, seperti topeng blantek, keroncong tugu, samrah, topeng Betawi dan lain-lain.
Sedangkan Zaenuddin atau lebih dikenal Bang Oding (Ketua Bamus Betawi) dalam acara yang dikemas sederhana itu menyatakan bahwa Betawi ini adalah tanah ulama atau tanah karamah yang punya nilai luhur. Keberhasilan masyarakat Betawi dalam merealisasikan budayanya dalam bentuk Perda dan Pergub itu menjadi contoh bagi daerah-daerah lain. Menurutnya, daerah seperti Bali, Yogyakarta, Kepulauan Riau, Ternate dan lain-lain ingin mencontoh Perda atau Pergub tentang budaya Betawi ini.
“1 November 2017 nanti akan akan pertunjukan 40 ribu penari Betawi dan juga akan tampil 1000 ondel-ondel,”jelasnya. Pada tahun 2018 nanti para pelajar Jakarta juga diwajibkan untuk memakai Batik Betawi sehari dalam seminggu.
Bang Oding menjelaskan bahwa ikon Betawi ondel-ondel pernah diprotes oleh salah seorang ulama Betawi karena mirip berhala. Kemudian ia menjelaskan bahwa berdasarkan penelusurannya, ondel-ondel itu yang laki-laki rambutnya berjumlah 25, melambangkan jumlah Nabi. Sedangkan yang perempuan rambutnya berjumlah 20, melambangkan sifat wajib bagi Allah SWT. Dengan penjelasannya itu, akhirnya ulama itu menerima.
Selain itu, karena Betawi ini telah menjadi simbol budaya resmi di Jakarta, Bang Oding menceritakan bahwa pernah ada seorang pengusaha asli Cina yang datang ke rumahnya. Pengusaha itu menawarkan pembuatan beragam souvenir Betawi dengan harga yang murah. Bang Oding menolaknya, karena ia ingin berbagai sektor ekonomi yang berkenaan dengan budaya Betawi ini diproduksi oleh orang-orang Betawi sendiri. “Kita harus menyiapkannya,”katanya dengan penuh semangat. ||
Izzadina