Peneliti Denmark menemukan bahwa migraine bukan sakit kepala biasa. Dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Selain penyakit jantung, penderita migraine juga rentan terkena stroke.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Migrain kerap dianggap remeh. Ini karena gejalanya berupa sakit kepala, meski berbeda jenis serangannya. Beberapa obat untuk penyakit saraf ini pun sudah tersedia, dan dapat dibeli apotek atau toko obat karena tak memerlukan resep dokter. Kecuali jika migrainnya sudah parah.
Tapi ingat bahwa migrain sangat berbahaya. Menurut penelitian yang dikerjakan Dokter Kasper Adelborg, ilmuwan dari Rumah Sakit Universitas Aarhus, Aarhus, Denmark, migrain dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, dan aritmia (gangguan iram jantung) – baik pria maupun wanita.
“Meskipun risikonya masih terbilang rendah, tetapi karena sudah menjadi penyakit yang sangat umum, tetap menjadi perhatian,” kata Adelborg seperti dilansir situs reuters.com (10/2/2018). Ini termasuk risiko baru, karena selama ini migrain dikaitkan dengan gangguan penglihatan, pencernaan, dan gangguan suara.
Pernyataan Adelborg diungkapkan setelah ia dan koleganya menganalisa data 51.000 pasien yang telah didiagnosis dengan migrain dan dibandingkan dengan kelompok kontrol lebih dari 510.000 orang serupa yang tidak menderita migrain.
Pada kelompok migrain, sebagian besar pasien adalah wanita dan biasanya didiagnosis untuk pertama kalinya ketika mereka berusia sekitar 35 tahun.
Pada awal penelitian, tidak ada peserta yang menderita serangan jantung, stroke, penyakit arteri perifer, gangguan irama jantung, gumpalan darah pada pembuluh darah kaki mereka, atau gagal jantung.
Setelah 19 tahun dipantau, 2.451 pasien migrain memiliki setidaknya satu dari banyak jenis penyakit kardiovaskular itu. Sebanyak 575 pasien migraine lainnya memiliki lebih dari satu jenis penyakit.
Kemudian, kelompok penderita migrain memiliki kemungkinan terkena stroke dua kali dibandingkan dengan kelompok bukan penderita migrain. Begitu pula mereka cenderung mengalami serangan jantung sebanyak 49%. Selama masa studi, 25 di setiap 1.000 orang dengan migrain mengalami serangan jantung, dibandingkan dengan 17 dari setiap 1.000 individu tanpa riwayat sakit kepala ini.
Di samping itu kelompok migrain juga memiliki kemungkinan sebesar 59% untuk mengalami bekuan darah pada pembuluh darah kaki. Jika diprevalensikan, bekuan di kaki menimpa 27 dari setiap 1.000 pasien migraine. Ini lebih banyak daripada 18 dari 1.000 orang pada kelompok tanpa sakit kepala jenis ini.
Selanjutnya, kelompok migrain 25% berpotensi mengalami gangguan detak jantung. Sehingga bisa dibuat statistik bahwa 47 dari 1.000 orang dengan migraine mengembangkan detak jantung yang tidak teratur, dibandingkan dengan 34 dari 1.000 individu lainnya.
Demikian pula, 45 dari 1.000 orang dengan migrain mengalami jenis stroke yang paling umum, dibandingkan dengan 25 dari setiap 1.000 orang tanpa riwayat migrain.
Namun, dari studi tadi terlihat bahwa riwayat migrain tampaknya tidak mempengaruhi risiko gagal jantung atau penyakit gangguan aliran daerah di pembuluh darah arteri perifer.
“Secara umum, risiko masalah kardiovaskular yang terkait dengan migrain lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat migrain jenis aura,” kata Adelborg. Migrain aura ditandai beberapa gejala gangguan visual, antara lain, seperti merasa melihat lampu berkedip atau berkilauan, garis zigzag atau bintang.
Temuan tersebut juga menambah bukti bahwa penyakit kardiovaskular tidak hanya menyerang orang-orang yang berusia lanjut. “Orang muda dan sehat pun dapat mengembangkan penyakit kardiovaskular jika mereka mengalami migrain,” kata Tobias Kurth, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat di Charite – Universitatsmedizin, Berlin, Jerman.
Ia juga bilang temuan tersebut memberikan bukti baru. Menurutnya, sebelumnya migrain, khususnya migrain aura, dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Nah, studi Adelborg menunjukkan bahwa migrain juga terkait dengan penyakit kardiovaskular non-stroke lain, seperti serangan jantung dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Studi tersebut juga memberikan informasi penting bagi penderita migrain yang jumlahnya terus bertambah. Di dunia diperkirakan sebanyak 10 juta orang menderita migrain. Mereka menderita nyeri di salah satu bagian kepala, yang disertai mual, muntah, dan sensitif terhadap suara dan cahaya. Penyebabnya bisa berupa faktor lingkungan dan genetik.
Helmy K