Beberapa media memberitakan Infaq Dakwah Center menyelewengkan dana untuk keluarga Zoya. Istri Zoya membantah keras.
Wartapilihan.com, Bekasi –Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menerjunkan tim untuk bersilaturahmi kepada keluarga almarhum Muhammad Al Zahra Zoya di rumah kontrakannya, Desa Harapan Baru RT 005/05, Cikarang Kota, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (2/9/2017) lalu.
Selain bersilaturahmi, Forjim juga melakukan tabayun atau klarifikasi atas berita miring media sosial yang menyoal bantuan rumah yatim yang dijanjikan oleh sebuah lembaga dakwah Islam. Akun facebook berinisial HK dalam statusnya menyindir sebuah lembaga kemanusiaan yang selama ini menggalang dana untuk membantu keluarga zoya.
“Well, sampe kemaren gue ke sana, wujud rumah yg dijanjikan blum ada. Dan menurut keluarga almarhum, mereka ada ditawari rumah, tapi rumah seharga 100 juta dan jauh di pelosok, jauh dari keluarga besar,” demikian sekelumit kutipan ujaran HK dalam status facebooknya, yang diposting Ahad (27/8/2017).
Status HK itu kemudian diviralkan dan dimuat media mainstream seperti Tribunnews, Merdeka dan MetroTV News.
Terima Kasih IDC
Dalam klarifikasinya, Siti Jubaedah (25), istri almarhum Zoya menuturkan bahwa Infaq Dakwah Center (IDC) adalah lembaga sosial yang pertama kali datang ke rumahnya sebelum ada wartawan. Saat itu belum ada satu pun lembaga sosial lain apalagi donatur dan para pejabat. Saat itu, IDC untuk pertama kalinya menyerahkan santunan kerahiman sebesar Rp 1 juta rupiah.
“Jadi sebelum ada media-media yang lain ke rumah saya, pihak IDC dulu yang lebih awal. Dua hari setelah kejadian, hari Kamis (3/8/2017). Ketika itu (relawan IDC, red) berbelasungkawa dan ziarah ke makam,” ujarnya.
Kemudian, relawan IDC meminta izin penggalangan dana untuk membantu keluarga almarhum Zoya. Pihak keluarga pun mengizinkan, sama sekali tidak keberatan.
Jubaedah juga menyayangkan pihak-pihak lain yang melakukan penggalangan dana tanpa izin. Apalagi, pada saat itu tersebar di media sosial penggalangan dana yang mengaku-ngaku sebagai istri almarhum Zoya dan ternyata adalah penipuan.
“Saya nggak pernah galang dana pakai akun-akun facebook,” tegasnya.
Penggalangan dana atas inisiatif IDC, menurut Siti Jubaedah sangat luar biasa. Ia mengapresiasi dan berterima kasih sekali, karena hasil yang diberikan adalah yang paling besar dari sumbangan lainnya, yakni sebesar Rp 251.582.000,- untuk dibelikan sebuah rumah.
“Ya inilah yang paling besar, sampai-sampai mau membelikan saya rumah, ini luar biasa banget buat saya. Nggak bisa ngomong lah,” tutur Jubaedah dengan mata berkaca-kaca.
Terkait lamanya waktu dalam realisasi pembelian rumah, Siti Jubaedah membantah bila pihak IDC sengaja mengulur-ulur waktu. Sebab realitanya pihak keluarga yang sudah berusaha mencari, namun belum mendapatkan rumah yang cocok.
“Kemarin-kemarin memang belum dapat tempat yang cocok. Waktu itu rumahnya sudah bagus, cuma yang belum cocok lokasinya sepi. Sudah empat lokasi disurvei,” jelasnya.
Jubaedah menambahkan, meski nominal bantuan rumah yang disepakati Rp 251.582.000,- namun itu bukan harga mati. IDC membuka diri untuk memberi tambahan dana bantuan jika harga rumahnya yang dipilih di atas nominal itu.
“Kalau harganya di bawah itu, nanti buat renovasi. Kalau memang ada sisanya mau bikin warung,” jelasnya.
Istri Zoya Bantah Hoax
Siti Jubaedah juga membantah berita hoax yang menyebut bahwa dirinya ditawarkan sebuah rumah di bawah nilai donasi, yakni hanya seharga Rp 100 juta yang berada di pelosok dan jauh dari keluarga.
“Itu tidak benar, memang dia berkunjung ke sini untuk ngasih santunan ke saya. Kata dia, bukan dari lembaga apa pun, khusus pribadi datang ke sini, sama-sama ibu-ibu, orang berumah tangga, tergerak hatinya mau datang ke sini. Saya nggak tahu kalau mau diekspos. Kecurigaan ada, dari cara berbicaranya beda dari orang-orang yang sebelumnya berkunjung ke sini. Dari pihak keluarga memang tidak mengatakan mau dibeliin rumah seharga Rp 100 juta di pelosok, itu tidak benar!” tegasnya.
“Itu mohon diluruskan, saya tidak pernah mengatakan harga rumah itu Rp 100 juta, itu sangat jauh dari (kenyataan), harga rumah itu sendiri Rp 300 juta,” tambahnya.
Awalnya Jubaedah tak curiga saat kedatangan beberapa orang ibu-ibu tersebut. Namun di tengah pertemuan itu, terdengarujaran negatif di antara mereka.
“Udah, elu aja yang bantai!!” ujar Jubaedah menirukan.
Tulus Berbagi Dengan Yang Lain
Mengenai gonjang-ganjing pengembalian dana sebesar 400 juta rupiah kepada IDC yang telah menggalang dana, Siti Jubaedah mengaminkan, bahwa hal itu sudah dibicarakan sebelumnya, pengembalian dana tersebut bukan untuk para pengurus IDC, tapi donasi untuk disalurkan kepada anak-anak yatim yang dikelola melalui IDC.
“Anak yatim itu kan bukan cuma Alif saja. Yang membutuhkan itu bukan cuma saya dan Alif, masih banyak Alif Alif yang lain yang membutuhkan juga bantuan itu. Jadi dari hasil penggalangan dana itu saya nggak ambil semua, sebagian kita serahkan lagi ke pihak IDC untuk anak-anak yatim yang lain,” paparnya.
Jubaedah mengaku banyak yang pro dan kontra dengan sikap mulia yang ia tunjukkan. Namun ia membantah, bila dirinya dikatakan sok kaya dan banyak duit, sampai-sampai uang sebesar Rp 400 juta itu dikembalikan.
“Bukan kita mau sok atau gimana, tapi memang di belakang kita itu masih banyak yang membutuhkan,” tegasnya.
Warga Mengapresiasi IDC dan Keluarga Zoya
Asriadi, tetangga sekaligus pemilik kontrakan yang ditinggali keluarga Almarhum Zoya, ikut angkat bicara terkait fitnah dan berita hoax di media sosial.
Pria yang pernah menempuh pendidikan Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Bung Karno Jakarta itu menyatakan tahu persis kiprah IDC dalam membantu keluarga Almarhum Zoya.
“Saya tahu persis dari awal IDC meliput pada hari Kamis, hari kedua setelah kejadian. Jadi pas IDC ke rumah Ibu Siti, saya ada. Dari sini ke marbot mushalla dan ke Pak RT, langsung ke makam,” paparnya kepada Forjim.
Asriadi mengaku memantau perkembangan berita tentang Zoya dari media, baik online dan televisi. Termasuk berita Tabligh Akbar dan penyerahan simbolik bantuan dari IDC kepada keluarga Zoya, ia saksikan muncul di SCTV.
Kemudian, Asriadi juga mengungkapkan sudah ada bukti kongkrit bahwa IDC tengah berusaha merealisasikan rencana pembelian rumah untuk keluarga Almarhum Zoya. Sebab ia sendiri menjadi saksi dalam surat perjanjian dan pemberian uang muka pembelian rumah yang dilaksanakan pada Sabtu (2/9/2017) lalu.
“Realisasinya, ini sudah ada bukti kongkrit, mudah-mudahan cepat terlaksana, tinggal menunggu proses,” tuturnya.
Asriadi berharap, ke depan jangan ada lagi komentar dari media online atau media sosial yang narasumbernya tidak jelas.
“Ini bukti ada itikad baik dari IDC, bahwa dia menjalankan amanah dari para donatur,” ucapnya.
Sementara itu, terkait sikap istri Almarhum Zoya, Siti Jubaedah yang mengembalikan sebagian donasi, 400 juta rupiah kepada IDC untuk membantu anak yatim, ia menilai sebagai hal positif.
“Di balik ini ada sifat kedermawanan Bu Jubaedah. Ketika dia dapat musibah, donasi sebesar itu dia tidak mengambil haknya semua tapi dibagikan kepada faqir miskin dan anak yatim,” ungkapnya.
Ia menambahkan, seharusnya sikap mulia Ibu Siti Jubaedah dihargai dan ditiru, bukan dipermasalahkan. Bayangkan, di tengah musibah yang amat terasa berat, Siti Jubaedah masih memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Asriadi kembali menegaskan bahwa tidak ada sikap IDC yang mengulur-ulur waktu pembelian rumah. Namun, ia juga memaklumi pihak keluarga yang beberapa kali berusaha mencari rumah dan tidak mudah menentukan pilihan.
“Beli rumah nggak gampang seperti beli kendaraan, jenis ini langsung jadi. Beli rumah kan dilihat cocok atau tidak, lihat lokasinya untuk masa depan,” ujarnya.
Terakhir, mewakili warga setempat, Asriadi mengapresiasi langkah IDC yang berencana membelikan rumah bagi keluarga almarhum Zoya, karena selama ini mereka masih tinggal mengontrak.
“Warga positif, karena memang Bu Siti tinggalnya mengontrak. Warga menilai baik IDC dan mengucapkan terima kasih,” ujarnya.
Seperti diketahui, Selasa sore (1/8/2017)lalu Muhammad Al Zahra alias Zoya(30) wafat dibakar massa di Kampung Cabang Empat, RT 02/01, Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi. Warga Cikarang yang berprofesi sebagai tukang servis elektronik spesialis amplifier dan sound sistem ini dibakar massa saat perjalanan pulang usai shalat asar, karena dituduh mencuri ampli mushalla.
Aksi main hakim tersebut mendapat kecaman dari masyarakat. Kemudian banyak masyarakat yang berempati dengan memberikan donasi kepada keluarga Zoya yang ditinggalkan. Zoya meninggalkan seorang istri dengan satu anak berusia empat tahun dan anak dalam kandungan yang memasuki usia tujuh bulan. I
Izzadina/Forjim