Islamfobia di Polandia

by
https://storage.googleapis.com/

Warga Polandia berdoa di sepanjang perbatasan. Ada indikasi bahwa hal tersebut karena kekhawatiran terhadap Islam.

Wartapilihan.com, Warsawa – Umat Katolik Polandia menggenggam rosario dan melakukan doa bersama pada Sabtu (7/10) di sepanjang perbatasan sejauh 3.500 kilometer (2.000 mil). Mereka berdoa untuk keselamatan Polandia dan dunia dalam sebuah acara nasional yang beberapa orang merasa hal itu memiliki nada anti-Muslim.

Acara “Rosary to the Borders” yang tidak biasa diselenggarakan oleh umat awam, didukung oleh otoritas gereja Polandia dengan 320 gereja dari 22 keuskupan mengambil bagian. Doa tersebut berlangsung dari pantai Laut Baltik di utara sampai pegunungan di sepanjang perbatasan selatan Polandia dengan Republik Ceko dan Slowakia, dan di sepanjang perbatasan negara ini sebesar 38 juta yang lebih dari 90 persen memeluk Katolik Roma.

Penyelenggara mengatakan bahwa doa di sekitar 4.000 lokasi memperingati seratus tahun penampakan Fatima, ketika tiga gembala anak-anak di Portugal mengatakan bahwa Perawan Maria menampakkan diri kepada mereka.

Namun, acara tersebut juga memperingati pertarungan angkatan laut pada abad ke-16 di Lepanto ketika sebuah aliansi Kristen bertindak atas permintaan paus mengalahkan pasukan Kekaisaran Ottoman di Laut Ionia, “sehingga menyelamatkan Eropa dari Islamisasi,” seperti yang dikatakan oleh panitia penyelenggara.

Perdana Menteri Beata Szydlo menunjukkan dukungannya dengan memposting gambar manik-manik rosario dengan sebuah salib dan mengirimkan salam kepada semua peserta di twitter.

Sementara panitia bersikeras bahwa doa Sabtu tidak ditujukan terhadap kelompok manapun. Beberapa peserta menyebutkan kekhawatiran akan Islam di antara alasan mereka berdoa di perbatasan.

Halina Kotarska, 65 tahun, menempuh jarak 230 kilometer dari rumahnya di Kwieciszewo, Polandia tengah, untuk mengungkapkan rasa syukurnya setelah anak laki-lakinya yang berusia 29 tahun, Slawomir selamat dari kecelakaan mobil yang serius tahun ini.

Dia mengatakan bahwa ia juga berdoa untuk kelangsungan hidup Kekristenan di Polandia dan Eropa melawan apa yang dia lihat sebagai ancaman Islam yang dihadapi Barat.

“Islam ingin menghancurkan Eropa,” katanya. “Mereka ingin mengusir kita dari agama Kristen.”

Seorang ahli Polandia terkemuka tentang xenofobia dan ekstremisme, Rafal Pankowski, melihat doa pada Sabtu (7/10) sebagai ekspresi bermasalah Islamofobia yang terjadi pada saat sentimen anti-Muslim yang meningkat di Polandia, sebuah fenomena yang terjadi walaupun populasi Muslim di negara itu amat sedikit.

“Seluruh konsep untuk melakukannya di perbatasan memperkuat model identitas nasional non-etnik dan identitas xenofobia,” kata Pankowski, yang memimpin asosiasi Never Again di Warsawa.

Di kota utara Gdansk, orang-orang berdoa di pantai yang tersusun ombak saat burung camar terbang di atasnya. Krzysztof Januszewski, 45 tahun, mengatakan bahwa dia khawatir Eropa Kristen terancam oleh ekstremis Islam dan kehilangan kepercayaan pada masyarakat Kristen.

“Di masa lalu, ada penyerangan oleh sultan dan Turki dan orang-orang dari agama lain yang menentang kita orang Kristen,” kata Januszewski, seorang mekanik yang melakukan perjalanan sejauh 350 kilometer ke Gdansk dari Czerwinsk nad Wisla.

“Hari ini Islam membanjiri kita dan kita juga takut akan hal ini,” tambahnya. “Kami takut ancaman teroris dan kami takut orang-orang meninggalkan iman mereka.” pungkasnya.  Demikian dilaporkan Associated Press.

Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *