Wartapilihan.com, Jakarta – Gerakan Ibu Negeri (GIN) menganugerahi penghargaan “Ayah Pejuang 2017” kepada 9 ayah atas dedikasinya dalam keluarga dan masyarakat. Penganugerahan ini digelar di Griya Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Jum’at (20/01/2017).
Dari kesembilan nama itu, GIN memberikan penganugerahan kepada sosok dengan beragam profesi dan konsentrasi. Dari mulai loper koran, veteran, da’i, dokter, aktivis, hingga mantan aktor. Berikut profil mereka.
Abdul Hamid adalah seorang loper koran yang telah bekerja selama 30 tahun. Meski hanya lulusan Sekolah Rakyat (SR), ia berhasil mengantarkan dua anaknya menjadi sarjana. Segala cara dilakukannya untuk membiayai sekolah anak-anaknya meskipun kaki Abdul Hamid telah diamputasi. Berkat jerih payahnya, ayah berusia 76 tahun ini memenangkan kategori Ayah Pejuang Keteladanan.
“Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sampai kaum itu sendiri yang mengubahnya. Saya mengucapkan terimakasih atas penghargaan ini,” kata Abdul Hamid di kursi roda.
Sementara itu, Kol (Purn) Kadirin mendapatkan award Ayah Pejuang Keperwiraan. Kakek berusia 96 tahun ini adalah pejuang kemerdekaan. Ia ikut terlibat melawan Belanda di bawah pekik takbir Bung Tomo. Selain itu, Kadirin juga tercatat dalam barisan penumpas Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kisah monumental Aksi Bela Islam 212 juga tidak luput dari penilaian juri. Aksi yang dibanjiri jutaan orang itu tidak bisa dilepas dari nama KH. Nof Hanafi. Inisiator longmarch dari Ciamis tersebut sukses mengantarkan 3000 orang santri menginjakkan kaki di Monas. Berkat tekadnya, KH. Nonof Hanafi menyabet anugerah Ayah Pejuang Bela Akidah dan NKRI.
“Kami bersama santri Ciamis hanya ingin mengatakan bahwa kezhaliman tidak boleh hadir di negara ini,” ujarnya dalam pidato di hadapan para ibu.
Nama ayah pejuang berikutnya adalah Fadhlan Garamatan. Pria yang akrab disapa dengan da’i sabun ini menyabet award Ayah Pejuang Keimanan atas peran dakwahnya di Papua. Berkat kegigihannya, Fadhlan berhasil membuat banyak kepala suku Papua bersama para pengikutnya masuk Islam.
GIN Award juga menghadiahi ayah Pejuang Keilmuan kepada dr. Tauhid Nur Azhar. Sementara kristolog, Insan Mokoginta, didapuk sebagai Ayah Pejuang tauhidullah. Insan mengaku award kali ini terasa beda dari award sebelumnya yang ia dapatkan. Penganugerahan dari GIN menekankan pada aspek ayah.
“Sebelumnya saya mendapatkan muallaf award,” terangnya.
Mantan aktor, Teuku Wisnu, berhasil meraih penghargaan kategori Ayah Pejuang Kepemimpinan. Ia bersama istrinya, Shireen Sungkar, kini gigih membangun keluarga Islami. Sayangnya, Wisnu berhalangan hadir dalam acara penganugerahan.
Selanjutnya, penghargaan kategori Ayah Pejuang Pembangun Peradabaan diraih oleh Jack Suryama. Jack dinilai sukses sebagai sosok lelaki yang berjuang mendidik anak miskin di Indonesia.
Pada kategori Ayah Pejuang Keayahan, nama Irwan Rinaldi menjadi pilihan terbaik GIN. Irwan dikenal atas dakwahnya menekankan peran ayah di dalam rumah tangga. Munculnya komunitas ayah di berbagai penjuru Indonesia, tidak bisa dilepas dari nama Irwan Rinaldi.
Reporter: Pizaro