Habib Rizieq Shihab: Ada Pihak yang Mengadu Domba Umat

by
Habib Rizieq Shihab hadir di aksi 112. Foto: Nurbowo

Wartapilihan.com, Jakarta – Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab, hadir bersama ratusan ribu umat Islam dalam acara zikir bersama Aksi Bela Islam 112 di Mesjid Istiqlal, Jakarta (11/2). Dalam tausiyahnya, Habib Rizieq menengarai adanya pihak tertentu yang mencoba mengadu domba umat Islam dan pemerintahnya.

“Ada elemen yang sedang mengadu domba dengan tujuan ingin menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegas Habib Rizieq. Untuk itu ia mengajak seluruh komponen umat untuk tidak mudah terprovokasi.

Habib Rizieq menuturkan, hingga kini sudah tiga kali posko FPI dibom Molotov oleh orang tak dikenal.

“Kami tahu itu provokasi. Mereka ingin FPI mengerahkan laskarnya (untuk balas dendam)”, ujarnya.

Umat Cinta NKRI

Di awal tausiyahnya, pria kelahiran 1965 ini menyerukan peserta aksi agar selalu menegakkan ukhuwah Islamiyah. Aksi Bela Islam jilid 1 hingga 4 dilakukan tak lain hanyalah untuk mencari ridho Allah, tidak peduli apa pun risikonya. “Yang penting Allah ridho,”kata Habib Rizieq.

Ia juga mengingatkan Pemerintah agar jangan sekali-sekali menanggap aksi-aksi umat Islam tersebut sebagai aksi makar, antikebhinnekaan. “Demi Allah, umat Islam cinta NKRI, cinta kebhinekaan, cinta keragaman,” tegasnya disambut takbir ratusan ribu peserta di dalam maupun di luar masjid.

Ia menjelaskan, ketika aksi 212, Desember silam, semua elemen baik umat, ulama dan umara, bahkan kalangan non-Islam bersatu padu. Bahkan Presiden RI, Wapres, Menkopolhukam, Panglima TNI, dan Kapolri juga hadir. Semua itu harusnya dimaknai sebagai aksi Bhineka Tunggal Ika yang sesungguhnya.

“Jika aksi itu malah dianggap anti kebhinnekaan, maka tunjukkan mana yang sesungguhnya disebut Aksi Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Habib Rizieq.

Kepada pemerintah, Habib Rizieq menasihati perlunya memandang umat Islam secara objektif. Jangan jadikan umat lawan dan musuh.

“Mestinya umat Islam itu disayang, bukan ditendang. Dirangkul, bukan dipukul. Diajak dialog, bukan ditonjok. Dicinta, bukan dinista,” ia mengingatkan.

Untuk menjernihkan persoalan, Habib Rizieq Shihab menuturkan bahwa ia sudah bersilaturahmi dgn Menkopolhukam, Wiranto. Dalam pertemuan itu, ia telah memberikan penjelasan komprehensif atas situasi yang terjadi. “Sejak awal kami ingin dialog. Tetapi ternyata ada pihak yang tak ingin kami berkomunikasi dengan pemerintah,” katanya, menengarai. GNPF-UI menegaskan bahwa tidak ada sedikitpun niat melakukan makar. Yang diinginkan adalah penegakan hukum terhadap penista agama.

Respon positif datang dari Pak Wiranto. Beliau sepakat untuk melanjutkan dialog, jangan terhenti. Komitmen beliau kepada kita ada dua, satu: menegakkan hukum tanpa rekayasa, kedua: bekerja sama dengan ulama menjaga NKRI.

“Jika dialog yang baik ini dilanjutkan, dipastikan pihak yang selama ini sembunyi-sembunyi memprovokasi akan keluar dari sarangnya. Saat itu kita tahu, siapa lawan yang harus kita perangi,” ungkap Habib Rizieq, yang kembali dibalas dengan gemuruh takbir peserta aksi.

Stop Kriminalisasi Ulama

Lebih lanjut Habib Rizieq menghimbau para ulama untuk menahan diri, tidak terprovokasi agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan perjuangan umat.

Habib Rizieq berpesan bahwa pemerintah, jika memang ingin dialog, maka hendaknya stop kriminalisasi terhadap ulama, kriminalisasi habaib, dan tokoh-tokoh Islam lainnya. Jika mereka menghormati para ulama, niscaya umat juga akan menghormati mereka.

Ia mengatakan sudah kenyang difitnah, mulai kabar dusta memiliki 6 istri, berselingkuh, mensodomi laskar, menyerobot tanah negara, menista Pancasila, dan sebagainya. Saat ini, Munarman (salah satu panglima FPI), sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ustadz Bahtiar Nasir statusnya di gerbang tersangka. Dirinya sendiri sudah dijadikan buronan Polda Jabar.

Karena itu, Habib Rizieq menginstruksika kepada tim penasehat GNPF-MUI untuk berkoordinasi setelah acara selesai. Habib Rizieq mengatakan setelah ini atau Senin depan, ia siap bila diperlukan hadir di Polda Jabar. “Dengan syarat, jangan ada rekayasa!” ujarnya.

Ia menambahkan, alasan ia tidak hadir pada panggilan terakhir kemarin adalah karena ia ingin berada di acara Aksi 112 demi memastikan semua berlangsung damai.

“Saya tidak rela Ustadz Munarman dijadikan tersangka. Saya tidak rela Ustadz Bahtiar Nasir dijadikan tersangka. Saya tidak rela satu ustadz pun di GNPF-MUI dikriminalisasi. Kita ingin revolusi damai. Revolusi akhlak!” tegas Habib Rizieq Shihab, menutup tausiyahnya.

Redaksi: Pizaro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *