Israel meluncurkan serangan ke Gaza. Kelompok Islam Gaza memberikan perlawanan.
Wartapilihan.com, Gaza –‘Militer Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap Palestina di Gaza setelah rentetan tembakan roket, yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir dari Jalur Gaza,
Pesawat tempur Israel pada hari Selasa (29/5) menyerang lebih dari 35 sasaran milik Hamas dan Jihad Islam. Serangan itu terjadi setelah tentara Israel mengatakan para pejuang Palestina berada di belakang “rentetan proyektil” yang ditembakkan dari Gaza ke selatan Israel.
Penembakan roket dan mortir terjadi ketika Jihad Islam bersumpah akan membalas setelah serangan mematikan terhadap anggotanya pekan lalu.
Dalam sebuah pernyataan, sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan bahwa “tanggapan bersama mereka dengan puluhan roket terhadap militer pendudukan adalah pernyataan bahwa kejahatan ini tidak dapat ditoleransi dengan cara apa pun”.
Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds menyalahkan Israel atas “agresi Israel terhadap rakyatnya” yang digambarkan sebagai “upaya mengalihkan perhatian dari kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil yang damai”.
Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas, yang menjalankan Jalur Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah meningkatkan ketegangan.
“Eskalasi ini sangat berbahaya dari pendudukan Zionis dan pendudukan (Israel) memikul tanggung jawab atas eskalasi ini dan akibatnya,” kata Radwan.
“Israel harus tahu bahwa kejahatan akan ditanggapi dengan perlawanan.”
Sejak 30 Maret, setidaknya 121 orang Palestina yang tidak bersenjata telah dibunuh oleh pasukan Israel dalam protes di dekat pagar perbatasan dengan Israel, ketika mereka menuntut hak mereka untuk kembali ke rumah dan tanah keluarga mereka setelah terusir selama pembentukan Israel.
“Ada banyak kekecewaan di sini bahwa setelah lebih dari dua bulan protes dan lebih dari 100 orang warga Palestina terbunuh di sini, (ternyata) tidak lebih dekat untuk mengakhiri blokade Israel di Gaza,” kata reporter Al Jazeera, Bernard Smith, melaporkan dari kota Gaza.
Beberapa Serangan
Para pejabat Israel mengatakan pada hari Selasa (30/5) bahwa sistem pertahanan udara Iron Dome militer mencegat sebagian besar dari 28 roket dan mortir yang ditembakkan ke Israel.
Tidak ada laporan tentang kematian di kedua sisi. Militer Israel mengatakan tiga tentara mengalami luka ringan.
Hanya beberapa jam setelah serangan Israel di Gaza, sirene terdengar di selatan Israel , harian Haaretz Israel melaporkan. Pasukan Israel mengatakan di Twitter bahwa mereka telah mencegat “beberapa serangan”.
“Tidak ada negara di dunia yang akan atau harus menerima ancaman semacam itu terhadap penduduk sipilnya. Kami juga tidak,” Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, menulis di Twitter.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel, penghukuman yang menghancurkan selama 12 tahun terakhir, dengan sangat membatasi akses kepada kebutuhan penting sehari-hari dan bahan yang dibutuhkan untuk menjaga infrastruktur.
Pada hari Selasa (29/5), sekelompok orang Palestina berlayar dari Gaza dalam upaya melanggar blokade laut Israel dengan perahu.
Kapal, membawa pasien yang membutuhkan perawatan medis, mahasiswa, dan lulusan universitas yang mencari pekerjaan, kemudian ditangkap oleh kapal perang Israel.
Agresi Zionis
Ketegangan terbaru datang sehari setelah pasukan Israel membunuh seorang Palestina yang diduga mendekati perbatasan Gaza dengan Israel, dan dua hari setelah tembakan tank Israel menewaskan tiga orang dalam serangan terhadap sebuah pos pengamatan militer milik pejuang Jihad Islam.
Seorang pemimpin Jihad Islam di Gaza mengatakan pada hari Selasa (29/5) bahwa “selama ada pendudukan, perlawanan adalah hak yang sah bagi rakyat Palestina”.
“Israel bertahan dengan agresivitasnya, kami tetap pada dua opsi: protes dan perlawanan rakyat yang menanggapi agresi Zionis,” kata Khaled al-Batsh.
Lebih dari dua juta orang Palestina terkurung di Jalur Gaza, daerah kantong pantai yang sempit.
Israel menarik pasukan dan permukimnya dari Gaza pada 2005, tetapi, karena alasan keamanan, mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, yang telah membuat ekonomi Gaza mengalami kesulitan.
Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya.
Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina telah terhenti sejak 2014 dan permukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina telah meluas.
Gaza mengalami konflik paling signifikan pada tahun 2014, ketika setidaknya 2.251 warga Palestina, yang sebagian besar adalah warga sipil, menjemput syahidnya. Setidaknya 66 tentara Israel dan 6 warga sipil juga tewas.
Apakah eskalasi saat ini akan berarti kembali ke perang untuk Gaza tergantung pada “sisi Israel”, Mukhaimer Abu Saada, profesor ilmu politik di Universitas Al Azhar Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Jika pembalasan Israel ini akan mengakibatkan kematian lebih lanjut dan pertumpahan darah di antara orang-orang Palestina, saya pikir kelompok-kelompok perlawanan Palestina tidak akan punya pilihan selain membalas kembali ke Israel,” tambahnya.
“Waktu dan hari yang akan datang sangat penting dan pasti akan memutuskan apakah kita akan mendekati konfrontasi militer lain antara Israel dan Gaza.”
Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan bertemu pada hari Rabu (30/5) menyusul permintaan dari Amerika Serikat untuk pertemuan darurat. Demikian dilaporkan Al Jazeera.
Moedja Adzim