Wartapilihan.com, Jakarta — Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengawali pidatonya dalam RA 212 dengan takbir seperti menirukan Bung Tomo dalam memekikkan takbirnya dalam melawan penjajah.
“Kita melihat bagaimana Israel masih menjajah Palestina. Semua penjajahan masih terjadi dalam semua aspek kehidupan. Indonesia yang diwariskan oleh Laskar Hizbullah tetaplah Indonesia yang merdeka,” ujar Hidayat.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan, kegiatan RA 212 merupakan kegiatan konstitusional. Hal itu tertuang dalam UUD 1945 yang memberikan hak berserikat, berkumpul dan berpendapat.
“Saudara-saudara, kalau ada yang masih melarang kegiatan umat Islam berarti orang itu tidak faham sejarah. Karena itu, sejarah menegaskan, Mohammad Natsir yang memperjuangkan NKRI melalui mosi integral. Jadi kalau masih ada yang curiga terhadap umat Islam dalam menjaga NKRI, berarti tidak faham sejarah,” kata Fadli
Begitu juga, kata Fadli, umat Islam tidak perlu dipertentangkan dengan Pancasila, toleransi dan kebhinekaan. Aksi monumental 212 tahun lalu dengan menghadirkan tujuh juta manusia, lanjutnya, menggambarkan wajah Islam yang rahmatan lil alamiin.
“Itu menunjukkan umat Islam tidak perlu di ancam, di kriminalisasi. Karena itu, hukum jangan mengabdi kepada kepentingan penguasa. Ingat, kekuasaan tidak abadi,” tegas Fadli Zon.
Fadli yakin, umat Islam Indonesia sangat cinta terhadap NKRI dan komitmen dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
Senada hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengungkapkan, Aksi Bela Islam sebelumnya sangat berbeda suasananya karena musuhnya jelas dan belum di proses secara hukum. Terlebih, Fahri dikabarkan akan ditangkap karena di anggap menyebar ujaran kebencian.
“Ekstrimitas adalah proyek pihak luar, bukan karakter umat Islam Indonesia. Wahai presiden bangsa Indonesia, seharusnya Anda berada disini bersama umat Islam. Orang kaya yang mendukung Anda akan kabur dengan pesawat apabila Indonesia terjadi konflik. Umat Islam benteng terakhir yang akan menjaga bangsa Indonesia,” tandasnya.