PT WIKA selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sedang mengerjakan proyek-proyek strategis harus mengevaluasi dan menginvestigasi maraknya kecelakaan yang terjadi selama ini.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Hal itu disampaikan Koordinator Komunitas Cinta Bangsa (KCB) Holik Ferdiansyah. Ia menuntut agar PT. WIKA melakukan audit dan investigasi pada seluruh proyek PT WIKA.
’’Kami rasa PT. WIKA hanya mementingkan timeline pekerjaan semata, menuntut cepat selesai tanpa memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Jadi, harus ada audit dan investigasi pada seluruh proyek PT WIKA,’’ ujar Holik di Kantor PT Wika, Jalan D.I. Panjaitan, Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Ambruknya Tol Manado-Bitung merupakan kelalaian PT WIKA (Wijaya Karya) dan memakan 17 Korban. Sebanyak 15 diantaranya luka-luka, sedangkan 2 korban lain meregang nyawa di tempat runtuhan Tol.
Holik mengungkapkan, selaku kontraktor dalam pembangunan proyek infrastruktur tersebut, PT WIKA dinilai tidak memperhatikan kualitas pembangunan, terkesan asal-asalan, dan hanya mengejar target cepat selesai.
’’Penengak hukum harus tegas, memeriksa jajaran Direksi dan Komisaris PT WIKA atas kelalaian dalam pengerjaan proyek tol Manado-Bitung yang menyebabkan kecelakaan pekerja tol.
Kalau tidak ada kemajuan, mereka harus mundur karena tidak becus jalankan pembangunan proyek,’’ tambah Aktivis HMI ini.
Sebagai wadah kaum muda peduli pada bangsanya, Komunitas Cinta Bangsa berunjuk rasa semata-mata ingin agar perlindungan pada warga negara dijamin.
Untuk meminimalisir kecelakaan, perusahaan harus berbuat lebih demi terciptanya dunia kerja yang aman dan memiliki standar keselamatan minimal.
’’Dasar pembelaan kami adalah kemanusiaan. Sejauh ini tidak ada kejelasan dari pihak PT WIKA terkait beberapa kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaiannya. Sebagai BUMN harusnya ada kendali kualitas dan mutu, sehingga tidak menelan korban lagi,’’ tukas pria kelahiran Madura ini.
Sebagai peringatan agar pihak PT WIKA tidak meremehkan tragedi yang menimpa pekerja, jika aksi tersebut tidak ditindaklanjuti, maka langkah-langkah hukum menjadi jalan terakhir untuk menegakkan keadilan bagi anak rakyat yang jadi korban.
’’Tentu akan kami tempuh jalur hukum. Tapi sebelumnya kami sudah katakan bahwa ini baru aksi pertama, tidak menutup kemungkinan pada lain waktu, kami akan turun kembali apabila suara kami tidak digubris,’’ tandas Holik.
Eveline Ramadhini