Oleh: Iman Supriyono, CEO SNF Consulting, IG/TG/Twitter @imansupri
Anda entrepreneur? Jangan pernah menyebut diri sebagai UKM atau UMKM. Jangan pernah melabeli diri sebagai UKM atau UMKM. Jangan! Mengapa? Berikut ini alasannya.
Wartapilihan.com, Jakarta–Pertama, menyebut diri berulang-ulang adalah sebuah afirmasi. Menyebut berulang-ulang dalam jangka jangka panjang adalah penguatan afirmasi. Afirmasi akan masuk alam bawah sadar dan akan menuntun Anda menjadi apa yang Anda afirmasikan itu.
Bagi Anda yang muslim, perhatikan sebuah hadits qudsi sahih ini. “Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku”. Menyebut diri berulang-ulang adalah bentuk kuat dari sebuah persangkaan. Sang Khalik pun akan menjadikan Anda sebagai UKM.
Kedua, seperti pada tulisan-tulisan saya sebelumnya, “ikan kecil” akan menjadi mangsa “ikan besar”. Itulah dunia bisnis. Maka, pernyataan “lebih baik menjadi kepala ikan kecil dari pada sirip ikan besar” adalah kesalahan. Yang betul adalah “lebih baik menjadi sirip ikan besar dari pada kepala ikan kecil”.
Perusahaan kecil tidak mungkin menjadi prinsipal. Sekedar contoh, menjadi prinsipal mobil seperti Toyota membutuhkan aset sebesar sekitar Rp 6 750T. Maka kalau aset hanya seukuran bengkel, seperti mobnas Esemka misalnya, jangan harap bisa jadi perusahaan prinsipal alias pemilik merek mobil. Menyebut-nyebut diri sebagai UKM hanya akan menjauhkan diri Anda dari visi sebagai perusahaan prinsipal.
Ketiga, ukuran kecil pada era korporatisasi adalah kelemahan dalam skala ekonomi dan branding. Sebagai analogi, Andai saja Anda ditakdirkan menjadi anak yatim, menyebut-nyebut diri sebagai anak yatim akan cenderung membuat orang lain iba. Sikap iba ini akan cenderung membuat Anda semakin dimanjakan oleh lingkungan. Ujung-ujungnya Anda akan menjadi semakin lemah.
Boleh saja Anda adalah anak yatim. Itu adalah sebuah fakta dan takdir yang tidak bisa ditolak. Yang penting, jangan biarkan mental Anda terhambat dan terkungkung oleh fakta tersebut.
Maka, andai perusahaan Anda memang masih kecil atau bahkan sangat kecil, biarkanlah itu sebagai sebuah fakta belaka. Sesuatu yang tidak bisa disangkal. Tapi, pastikan bahwa mindset dan mental Anda tidak kecil. Anda tidak rendah diri dengan fakta itu. Anda juga tidak perlu bangga dengan fakta itu. Tidak usah disebut-sebut. Pastikan mindset, mental, dan visi Anda adalah perusahaan prinsipal yang besar dan menguasai pasar berbagai negara. Seperti Toyota.
Bahwa Toyota dulu juga dimulai dari kecil tentu tidak bisa dibantah. Tapi visi besar menjadikannya melakukan proses korporatisasi secara terus-menerus. Yang dilakukan adalah tidak pernah berhenti mengajak masyarakat luas untuk memasukkan uangnya melalui penerbitkan saham baru menambah aset perusahaan. Tidak henti-hentinya mengajak orang lain untuk masuk dalam “jamaah ekonomi” sehingga saat ini tidak ada lagi pesaham pengendali. Toyota menjadi sebuah fully public company beraset raksasa penguasa pasar dunia.
Anda mau menjadi perusahaan sekelas Toyota? Sejak saat ini berhentilah menyebut atau melabeli diri sebagai UKM atau UMKM. Ya, sejak sekarang!