Kelompok Cokro TV memang membawa agenda umat lain atau sekuler. Setelah mengampanyekan agresif tentang radikalisme Islam, kini mereka mengampanyekan bahwa umat Kristen lebih banyak menderita daripada umat Islam.
Wartapilihan.com, Depok– Syafiq Hasyim, Dosen UIN Jakarta baru-baru ini di Cokro TV memaparkan bahwa sejak masa Umar bin Khattab dinasti-dinasti Islam telah menguasai wilayah geografi Kristen Yahudi.
Menurutnya itu terjadi dalam waktu yang lama dari Umayah, Abbasiyah sampai Turki Utsmani. Dalam wilayah protektorat Islam itu, mereka menjadi kafir dzimmi. Menurutnya umat Islam membagi kekuasaan di dunia ini menjadi Darul Islam dan Darul Harbi.
Ia juga menyatakan jumlah orang Kristen yang menjadi korban lebih banyak dari umat Islam. Terutama tahun-tahun terakhir ini.
Ia mengkritik umat Islam merasa lebih menderita dari umat lain. Dengan menampilkan kasus umat Islam di Palestina, Cina dan lainnya.
Entah mengapa Syafiq dan gerombolannya getol sekali bela umat lain dan memojokkan umat Islam.
Syafiq dan Cokro TV perlu belajar lagi sejarah Islam secara benar. Meski sejak Umar bin Khattab hingga khilafah Turki Utsmani berkuasa, umat Islam tidak pernah membunuhi umat Kristen atau umat lainnya atas dasar agama. Islam justru pertama kali mengajarkan sejarah toleransi di dunia.
Lihatlah ketika umat Islam berkuasa di Andalusia, abad ke 8 hingga abad 15 Masehi Tokoh-tokoh cendekiawan Islam mempersilakan pendeta atau ilmuan Kristen Eropa untuk belajar kepada mereka. Hingga ratusan atau ribuan umat Kristen yang belajar pada umat Islam.
Tapi apa yang terjadi kemudian? Air susu dibalas air tuba. Tahun 1492 dipimpin Raja Ferdinand dan Ratu Isabela yang Kristen Katolik, mereka justru menyerbu umat Islam disana, memberikan pilihan masuk katolik, keluar dari Andalusia atau dibunuh. Persekusi semacam ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Islam. Korban umat Islam yang dibunuh saat itu mencapai ratusan ribu jiwa. Seorang sejarawan menyatakan lima ratus ribu.
Korban umat Islam di Palestina dari 1948 sampai sekarang mungkin mencapai jutaan. Begitu pula korban serangan pemerintahan radikal Kristen George W Bush kepada Irak 2003, korban mencapai satu juta orang. Tahun-tahun ini korban kamp pemukiman bagi kaum Muslim di Xinjiang Cina, menurut PBB sekitar satu juta orang. Belum kita hitung korban umat Islam di Rohingya, Mindanao, Pattani dan lain-lain.
Nasib minoritas Muslim di Asia Tenggara menderita. Beda dengan nasib minoritas Kristen di Indonesia. Di negeri Islam ini, mereka bebas berbisnis, berpolitik, bermedia dan lain-lain. Menjadi menteri, bahkan menjadi gubernur pun mereka bisa. Mereka menikmati toleransi yang tinggi yang diberikan umat Islam Indonesia.
Sebagai dosen Muslim harusnya Syafiq menampilkan sejarah dengan data-data yang benar. Bukan dengan simplifikasi, mengambil data secara tidak adil dan berdasar perasaan belaka.
Entah ada apa di balik opini gencar Cokro TV menyudutkan radikalisme Islam dan membela umat agama lain. Mungkinkah karena pendonor mereka termasuk kaum Islamofobia? Wallahu a’lam. Waktu akan menjawabnya. II
Nuim Hidayat (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Depok dan Alumni IPB-UI).