Peneliti Amerika Serikat memanfaatkan virus Zika untuk membasmi kanker otak. Zika membasmi sel punca kanker otak, sehingga kanker tidak bisa berkembang. Hanya bisa digunakan pada pasien dewasa. Baru ujicoba di laboratorium.
Wartapilihan.com, Washington –Siapa yang tidak kenal virus Zika? Beberapa bulan lalu, Zika sempat menghebohkan seantero dunia. Sejumlah orang tua di sejumlah negara di benua Amerika cemas, karena mendapati anaknya yang baru lahir cacat. Kepalanya, terutama bagian atas lebih kecil dari ukuran normal. Mereka menderita mikrosefalus. Setelah ditelisik Zika-lah biang keladi.
Tetapi siapa sangka, Zika ternyata bukan melulu sebagai kuman penyakit membuat bayi cacat. Seperti dikutip situs sciencedaily.com (7/9/2017), periset dari Washington University School of Medicine di St. Louis dan University of California San Diego School of Medicine, Amerika Serikat menunjukkan bahwa virus Zika juga punya nilai positif. Yaitu: bisa didayagunakan untuk membasmi sel punca kanker otak, jenis kanker yang paling kebal terhadap pengobatan kanker standar.
Virus – yang diketahui menginfeksi dan membunuh sel-sel di otak janin, menyebabkan bayi dilahirkan dengan kepala kecil yang cacat – dapat diarahkan ke sel-sel ganas di otak. Dalam studi itu, Zika bisa membasmi glioblastoma, kanker otak yang paling fatal dan mematikan. “Kami menunjukkan bahwa virus Zika dapat membunuh jenis sel glioblastoma yang cenderung tahan terhadap perawatan saat ini dan menyebabkan kematian,” kata Michael S. Diamond, MD, PhD, dari Washington University School of Medicine, salah satu peneliti.
Zhe Zhu, PhD, ketua tim peneliti dan rekan-rekannya, membuktikan hal tersebut. Caranya, mereka menginfeksi dua strain virus Zika. Kedua strain tersebut menyebar melalui tumor, menginfeksi dan membunuh sel punca kanker. Anehnya, jenis sel tumor lain tidak disentuh oleh Zika.
Bekerja sama dengan penulis senior Diamond and Milan G. Chheda, MD, dari Washington University School of Medicine, dan Jeremy N. Rich, MD, dari UC San Diego, Zhu menguji apakah virus tersebut dapat membunuh sel induk di glioblastoma yang dikeluarkan dari pasien. pada diagnosis Mereka menginfeksi tumor dengan satu dari dua strain virus Zika. Kedua strain tersebut menyebar melalui tumor, menginfeksi dan membunuh sel induk kanker sementara sebagian besar menghindari sel tumor lainnya.
Untuk mengetahui apakah virus tersebut dapat membantu mengobati kanker pada hewan hidup, para peneliti menyuntikkan virus Zika langsung ke tumor otak 18 tikus. Sebagai kontrol atau pembanding, peneliti juga memasukkan air asin (plasebo) ke dalam tumor 15 tikus lain. Setelah diamati selama dua pekan, Zhu melihat ukuran tumor tikus yang diberi Zika, lebih kecil dibandingkan tikus kontrol. Tikus tersebut secara signifikan juga dapat bertahan hidup lebih lama daripada tikus yang diberi air asin.
Hasil studinya memperlihatkan cara kerja virus Zika pada kanker otak sangat berbeda dengan cara kerjanya terhadap mikrosefalus. Ia menyerang sel punca tapi melewati bagian tumor yang lebih besar. “Kami melihat Zika suatu hari digunakan dalam kombinasi dengan terapi saat ini untuk membasmi keseluruhan tumor,” kata Milan G. Chheda, MD, dari Washington University School of Medicine, rekan Zhu. Temuan tersebut dimuat dalam The Journal of Experimental Medicine, edisi 5 September lalu.
Agar tidak merusak jaringan otak, peneliti mengatakan bahwa Zika mungkin lebih aman digunakan pada orang dewasa, karena target utamanya, yaitu sel neuroprogenitor, jarang terdapat pada otak orang dewasa. Sel neuroprogenitor banyak memenuhi otak janin. Inilah alasan mengapa infeksi Zika sebelum kelahiran menghasilkan kerusakan otak yang luas dan parah, sementara infeksi alami di masa dewasa menyebabkan gejala ringan.
Kombinasi dengan kemoterapi juga disarankan Zhu. Pengobatan standar membunuh sebagian besar sel tumor namun sering meninggalkan efek samping, berupa sel punca justru meregenerasi tumor. Sedangkan, virus Zika tidak. Ia menyerang sel punca tapi melewati bagian tumor yang lebih besar. “Kami melihat Zika suatu hari digunakan dalam kombinasi dengan terapi saat ini untuk membasmi keseluruhan tumor,” kata Milan G. Chheda, MD, dari Washington University School of Medicine, rekan Zhu.
Sebelum menguji pada sel kanker otak, Zhu dan koleganya membuktikan terlebih dahulu keamanan virus Zika. Di situ mereka memasukkan virus Zika ke dalam jaringan otak pasien epilepsi. Walhasil bahwa virus tersebut tidak menginfeksi sel otak non-kanker.
Jika itu sudah dicoba pada binatang, apalagi pada manusia dalam skala besar, ini akan membantu menyelamatkan nyawa banyak orang. Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 12.000 orang didiagnosis menderita glioblastoma, bentuk paling umum dari kanker otak. Di antara mereka adalah Senator John McCain A.S., yang mengumumkan diagnosisnya pada bulan Juli lalu.
Helmy K