Oleh : Asyari Usman (mantan wartawan BBC London)
Episode baru drama Bank Century (BC), segera muncul di layar kaca Anda. Seharusnya akan berlangsung seru. Sebab, ada “bintang baru”: mantan wakil presiden, Boediono. Wakil SBY 2009-2014. Dua hari lalu, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan memerintahkan kepada KPK agar menjadikan Boediono sebagai tersangka skandal BC.
Wartapilihan.com, Jakarta –Boediono menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) ketika Bank Century mendapatkan suntikan dana BLBI (Banruan Likuiditas Bank Indonesia) menyusul puluhan bank kolaps dilanda krisis moneter 1997-98. Tetapi, dipertanyakan apakah BC layak menerima BLBI.
Episode ini kelihatannya akan menjadi tontotan menarik bagi pemirsa yang senang drama kekuasaan. Tayagan ini akan menegangkan. Pertunjukan abad ini. The Show of the Century. Kali ini, sutradara akan melakukan revitalisasi alur cerita skandal penyalahgunaan dana BLBI ratusan triliun.
Sebagai pengingat saja, berikut beberapa poin penting tentang skandal BC. Poin-poin ini dijelaskan oleh mantan menteri keuangan era Presiden Gus Dur, Dr Rizal Ramli. Pertama, kata Rizal, BC tidak pantas dikucuri dana karena bank ini memang sudah rusak sejak lama, tidak ada kaitannya dengan krisis moneter 1998. Kedua, BC hanya dijadikan alasan untuk menyalahgunakan dana BLBI. Ketiga, kalau BC ditutup saja waktu itu, tidak berpengaruh apa-apa.
Semasa Boediono sebagai Gubernur BI, dana BLBI yang disalurkan ke BC mencapai angka 6.7 triliun rupiah. Menurut cerita Rizal Ramli, sebelum menyuntikkan dana ke BC, Boediono mencoba “menyelamatkan” Bank Indover di Belanda sebesar Rp5 triliun. Menurut Rizal, Boediono tak melakukan itu karena diancam akan ditangkap oleh ketua KPK waktu itu, Antasari Azhar.
Dana BLBI yang dikucurkan oleh BI ke BC, dianggap bermasalah. Kalaupun BC harus diselamatkan, yang diperlukan cuma 2 triliun rupiah. Ternyata, yang disuntikkan sampai 6.7 triliun dalam waktu delapan bulan hingga 2009.
Skandal BC akan menjadi sangat seru kalau diusut oleh KPK. Sebab, kalau kasus Century ditelusuri secara saksama maka akan sampai ke mantan pemimpin tertinggi, yaitu S**.
Setelah ada perintah PN Jakarta Selatan, kita akan melihat apakah KPK berani mengusut semua yang terlibat. Selama ini, KPK enggan melanjutkan penyelidikan skandal BC. Tidak diketahui secara pasti apa alasannya. Diperkirakan, ada campur tangan politis. Ini sangat masuk akal. Sebab, orang yang disebutkan sebagai dalang penyuntikan dana BLBI sebesar 6.7 triliun rupiah ke Bank Century, yang tidak berhak menerima bantuan itu, adalah orang yang memiliki kekuatan politik.
Jadi, ada kemungkinan kita hanya akan melihat permainan drama yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan untuk memperkuat posisi mereka. Skandal BC mereka jadikan alat untuk menjinakkan lawan politik yang cukup potensial untuk melemahkan penguasa.
Karena itu, ada baiknya khalayak penonton bersiap-siap saja menyaksikan tayangan ecek-ecek yang akan dimainkan KPK untuk naskah cerita skandal BC. Tetapi, kita juga boleh berharap agar lembaga pemberantasan dan penindakan korupsi ini betul-betul serius membongkar penyalahgunaan dana BLBI.
Saya yakin KPK akan serius menjalankan perintah PN Jakarta Selatan untuk menjadikan Boediono sebagai tersangka dan kemudian menelusuri sampai tuntas skandal BC. Boediono adalah “gerbang utama” kasus ini. Sekaligus dia adalah juga “pintu rahasia” menuju singgasana pelaku utama skandal ini.
Mari kita tonton adegan yang menjadi ujian puncak bagi KPK. Jangan kedipkan mata Anda.
Ini merupakan ujian untuk memastikan apakah KPK betul-betul pemberantas korupsi atau tidak. Untuk memastikan apakah mereka menjadi instrument politik atau tidak. II