Berbagi Untuk Palestina

by
foto:istimewa

Oleh : Nasrudin, ACT Yogyakarta

Langit Gaza kembali memerah, pasalnya dalam dua pekan terakhir serangan rudal-rudal dari Israel tak henti-hentinya menghujani kota Gaza-Palestina. Belum usai dalam suasana perayaan Idul Fitri, militer Israel kembali menorehkan duka mendalam bagi warga Palestina di Gaza.

Wartapilihan.com, Jakarta –Dentuman demi dentuman rudal kembali menyasar perumahan sipil Palestina, setidaknya dalam sepekan kemarin tepatnya Senin (18/6), sebanyak 12 Rudal menyasar sembilan titik di Gaza-Palestina. Akibatnya pemukiman sipil, fasilitas umum dan mobil hancur, serta beberapa warga sipil mengalami luka-luka karena terkena pecahan kaca dan serpihan proyektil.

Dilansir dari media lokal setempat, serangan rudal dari Israel sengaja ditargetkan untuk menyasar kelompok Hamas yang bersembunyi di perumahan sipil Gaza, setidaknya dalam aksi yang tidak mengenal kemanusiaan tersebut 5 warga sipil Palestina menjadi korban, tak terkecuali anak-anak serta perempuan.

Jika ditelisik ke belakang, aksi peluncuran rudal tersebut sebenarnya merupakan tindakan balas dendam Israel yang disebabkan karena layang-layang yang diterbangkan oleh Palestina mengakibatkan kurang lebih 2.000 hektar lahan partanian milik Israel terbakar. Sebetulnya penerbangan layang-layang oleh rakyat Palestina ini juga sebagai balasan aksi damai Great March Return yang kemudian dibalas dengan tembakan oleh militer Israel yang menyebabkan terbunuhnya 127 warga sipil Palestina dan lebih dari 2.700 luka-luka.

Dalam catatan sejarahnya, penembakan rudal ini bukanlah pertama kalinya menghantam pemukiman sipil warga Pelestina, terhitung sejak 2014 ketika perang terjadi di jalur Gaza. Wilayah Gaza telah mengalami beberapa penyasaran rudal dari militer Israel dan hingga kini aksi barbar terus berlanjut.

Dalam sebelas tahun terakhir Wilayah Gaza telah mengalami blokade total oleh militer Israel. Israel melarang warga Palestina untuk keluar dari Wilayah Gaza. Di sebelah barat Gaza yang berbatasan dengan laut, warga Palestina tidak diperbolehkan keluar melebih 6 mil dari pantai, sedangkan di sebelah utara dibangun tembok tinggi untuk mencegah warga Palestina melewati wilayah tersebut. Begitupun di sebelah timur maupun selatan, blokade masih terus di lakukan dengan penjagaan berupa tank-tank dan sniper tentara Israel.

Taktik isolasi seperti ini akan terus berlanjut dan sengaja diproyeksikan untuk membantai warga Palestina baik secara kejam maupun perlahan-lahan. Berdasarkan data statistik yang dihimpun dari Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), saat ini sebagian besar masyarakat usia produktif di Palestina adalah pengangguran, sedangkan pasokan pangan di Palestina lebih dari 80% menggantungkan bantuan dari Negara lain, selain itu kadar air bersih di Gaza kian menipis karena sebagian besar air tawar telah tercemar oleh zat kimia, serta ketersediaan listrik yang hanya mampu mensuplai 4 jam tiap harinya.

Sementara itu, ribuan anak-anak serta laki-laki dewasa di Palestina hingga saat ini berada dalam penjara Israel yang belum jelas sampai kapan dapat pulang kerumah mereka. Saatkini wilayah Gaza dihuni setidaknya 2 juta orang yang menunggu bantuan bantuan kemanusiaan dari pihak lain, terlebih pasca deklarasi pemindahaan Keduataan Besar Amerika Serikat (AS) di Jerusalem, hampir seluruh Perbankan dunia diblokade dari penyaluran bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Lembaga kemanusiaan ACT DIY melalui penuturannya menyatakan akan terus menyalurkan bantuan kemanusiaan dari masyarakat Yogyakarta untuk Palestina, “Jarak ribuan kilometer Yogyakarta-Gaza bukanlah sebuah penghalang untuk kita terus berbagi, lewat kepedulian kita semua semoga bencana kemanusiaan di Palestina segera teratasi”, papar Agus Budi Hariyadi, Kepala Cabang ACT DIY (25/6/2018).

Masih di suasana Idul Fitri yang penuh kemenangan, semoga bantuan-bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia dapat meringankan derita saudara kita di Gaza-Palestina, serta di momentum ini kita dapat menghadirkan kebahagiaan untuk Palestina sebagaimana kebahagiaan kita di Indonesia. II

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *