Oleh: M Rizal Fadillah
Hilang satu tumbuh seribu. Satu bendera dibakar seribu, seratus ribu, bahkan kelak berjuta bendera berkibar. Konvoi nampak bendera tauhid, bendera Rosulullah, al liwa dan ar rayah berkibar kibar dengan gagah yang dibawa oleh angkatan muda dan orang tua, laki laki dan perempuan.
Wartapilihan.com, Jakarta —Bendera iman berkibar di dada orang orang yang beriman, bertakbir penuh semangat. Menangisi kalimah tauhid yang dibakar si jahil. Langkah jihad buktikan cinta pada Nabi yang makin meluas di berbagai penjuru negeri.
Negara ini sudah carut marut. Kekuatan kolaborasi luar biasa mendominasi. Civil society semakin jauh dari realisasi. Menyikapi kasus pembakaran menjadi batu uji. Jika berniat baik tentu mudah untuk diantisipasi. Minta maaf kepada umat Islam yang tersakiti dan proses hukum si pembakar atau dalang pembakaran karena mereka menodai agama. Selesai.
Sebaliknya jika dicari cari pola ingin melepas jeratan hukum, lalu merasa yakin tindakan itu benar, kambing hitam pun ada ‘HTI’ maka persoalan menjadi bertele-tele, menimbulkan prasangka, dan akhirnya kemarahan dan perlawanan akan menguat.
Dalam kapasitas Presiden, Jokowi dituntut berbicara. Jika diam atau berbicara salah, maka Jokowi telah masuk dalam ranah kasus yang ada. Bukan mustahil akhirnya ‘Ahok baru’ telah muncul. Bendera perlawanan akan semakin berkibar. Ketidakadilan adalah penyebab. Umat yang disakiti merasa tidak dipedulikan, bahkan disalahkan. Pokok masalah pun menjadi disimpangkan dan ‘Ahok baru’ diproteksi oleh semua komponen kekuasaan.
Sumber kegaduhan sama, menyinggung ayat ayat Allah, kalam Ilahi yang suci. Allah tentu tak tinggal diam. Berbuat melalui hamba-hamba-Nya yang tak rela kalimah suci dirusak oleh tangan tangan sombong dan jahil.
Membakar kalam ‘laa ilaha illallah’ bukan persoalan sederhana, ini persoalan jiwa raga umat Islam sedunia.
Mumpung ada waktu untuk mengoreksi, lakukan koreksi. Tapi jika pilihan adalah proteksi bukan koreksi, maka bendera tauhid akan semakin berkibar dan menggetarkan penguasa manapun yang zalim. Umat Islam adalah umat pejuang, sejarah telah membuktikan. Jangan bangunkan singa singa Allah yang terluka oleh kebodohan yang dilindungi dan dipelihara. Allahu Akbar.