Begini Ucapan Belasungkawa untuk Mukmin dan Kafir

by

Semua kita insyaAllah telah mengetahui bagaimana Islam memerintahkan agar kita berbelasungkawa terhadap sahabat atau kerabat yang anggota keluarganya meninggal dunia.

Belasungkawa termasuk amal muamalah, yang dimaksudkan untuk memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, dan menghiburnya supaya bisa melupakannya, meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya” (Imam Nawawi).

Pahala Mengucapkan Belasungkawa

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Siapa yang berta’ziyah (berbelasungkawa) kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut.” (HR Tirmidzi 2/268).

Ucapan Belasungkawa

1. Istirja’ (yakni menyampaikan ucapan innalillahi wa inna ilaihi rojiun)

2. Mendoakan mayit agar diampuni dosa-dosanya, dll.

3. Mendoakan orang/keluarga yang terkena musibah.

4. Menyampaikan ucapan yang memotivasi tentang kesabaran untuk keluarganya.

Untuk poin ke-2 dan ke-3, menurut imam Ibnu Qudamah, “Sepanjang yang kami ketahui, tidak ada ucapan tertentu yang khusus dalam ta’ziyah berbelasungkawa.”

Sehingga setelah innalillahi wa inna ilaihi rojiun disambung dengan doa untuk si mayit, lalu doa dan motivasi bagi yang ditinggalkan.

Di antara ucapan Nabi SAW dalam berbelasungkawa, seperti hadist berikut:

“Sesungguhnya adalah hak Allah untuk mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah (dengan sebab musibah itu).” (HR. Al-Bukhari no. 1284 dan Muslim no. 923).

Contoh ucapan belasungkawa yang lengkap adalah:

انا لله وانا اليه راجعون

kemudian mendoakan mayit, untuk mayit perempuan:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لها وَارْحَمْها وَعَافِها وَاعْفُ عَنْها

untuk mayit laki-laki:

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Kemudian: ”Turut berdukacita. Semoga diberi kesabaran, dan Allah membesarkan pahalamu”.

Belasungkawa untuk Non-muslim

1. Boleh istirja’ (mengucapkan innalillahi wa innailaihi rojiun), karena inti dari kalimat istirja’ adalah kita semua milik Allah. Sabda Rasulullah SAW: ”Hendaklah kalian mengucapkan istirja’ terhadap segala sesuatu bahkan terhadap tali sandal yang putus karena ini termasuk juga musibah.” (HR. al Bazzar).

2. Sedangkan mendoakan si mayit yang non muslim tidak diperkenankan, berdasarkan firman Allah SWT: ”Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman, memintakan ampun (kepada Allah) untuk orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni (neraka) Jahim.” (at-Taubah: 113).

Dan juga firman-Nya: ”Dan janganlah kamu sekali-kali mensholatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka (orang munafik), dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (at-Taubah : 84).

3. Sedangkan doa untuk yang ditinggalkan mayit non-muslim hanya boleh untuk hal hal keduniaan, seperti ucapan: “Semoga diberi kesabaran”. Aadapun doa semisal, “Semoga Allah membesarkan pahalamu” tidak diperkenankan, karena pahala hanya diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman Islam saja.

Dalil yg dipakai para ulama adalah hadist Nabi SAW berikut:
Abu Musa -rodliallohu anhu- mengatakan: “Dahulu Kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi SAW, mereka berharap beliau mau mengucapkan doa untuk mereka yarhamukalloh (semoga Allah merahmati kalian)”. Maka Nabi Muhammad SAW hanya menyampaikan doa: yahdikumulloh wa yushlihabalakum (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan memperbaiki keadaan kalian)” [HR. Tirmidzi 2739].

4. Adapun ucapan motivasi lainnya, diperkenankan.

Wallahu a’lam bis showab. (Dr Farhat Umar, Pembimbing Haji/Umroh Thayiba Tora)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *