Polisi Israel menahan ulama dan menutup masjid Al Aqsa Jumat kemarin.
Wartapilihan.com, Jerusalem – Polisi Israel menutup dan melarang diselenggarakan shalat Jumat di masjid Al Aqsa, setelah tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas dalam baku tembak di kompleks Al Aqsa.
Sheikh Mohammad Ahmed Hussein yang mengecam penutupan masjid tersebut dibawa ke tahanan dari daerah Bab Al-Asbat (Gerbang Singa), setelah memimpin sebuah doa terbuka di dekatnya.
“Polisi Israel menahan ayah saya dengan kekerasan dan membawanya ke tujuan yang tidak diketahui,” kata Omar, putra sang imam.
Hussein kemudian dibebaskan dengan jaminan 2.800 dollar. Ini adalah kali pertama dari tahun-tahun sebelumnya untuk pelarangan shalat Jumat.
Hal tersebut tentu berpotensi meningkatkan ketegangan di antara sekitar 10.000 warga Palestina yang biasanya datang ke sini untuk beribadah.
Sheikh Omar Keswani, seorang pejabat agama di Al Aqsa, mengecam penutupan dan pembatalan shalat Jumat.
“Melarang shalat Jumat adalah prosedur yang tidak adil,” kata Keswani kepada Al Jazeera. “Apa yang terjadi sebelumnya sekarang dimanfaatkan oleh Israel untuk memaksakan sebuah realitas baru di Masjid Al Aqsa.”
Haj Khalil Abu Elsheikh, 77 tahun, melakukan perjalanan sejauh 100 km dari Beer-sheva untuk menghadiri shalat Jumat di Masjid Al Aqsa.
“Tidak ada agama yang mengizinkan ini,” katanya kepada Al Jazeera, merujuk pada shalat di pinggir jalan. “Tidak ada kepercayaan yang menerima ini.”
Tempat Suci yang Diperebutkan
Serangan langka dari dalam kompleks Al Aqsa yang diperebutkan, yang dipuja oleh Muslim dan Yahudi, menimbulkan kekhawatiran baru tentang eskalasi kekerasan.
Kompleks kuno itu menjadi tempat Masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga Islam, dan Dome of the Rock abad ke-7. Ribuan orang shalat berjamaah di sana setiap hari Jumat.
Tembok Barat dari kompleks tersebut, juga dikenal sebagai Tembok Ratapan, dianggap sebagai situs tersuci dalam Yudaisme.
Dilaporkan bahwa ada orang Palestina yang menembaki pasukan keamanan Israel di dekat Gerbang Singa ke Kota Tua.
Ketiga penyerang tersebut dipersenjatai dengan dua senapan mesin, sebuah pistol dan pisau. Mereka kemudian dikejar di dalam kompleks Masjid Al Aqsa. Di halaman kompleks pertempuran senjata terakhir terjadi antara orang-orang bersenjata dan pasukan keamanan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mencoba meredakan ketakutan Muslim dengan mengatakan bahwa status quo di situs yang dikelola Muslim “akan dipertahankan”.
Menurut Kantor Berita Palestina, WAFA, Presiden Mahmoud Abbas mengulurkan tangan ke Netanyahu untuk membahas situasi di Yerusalem, menyoroti kekhawatiran tentang kemungkinan eskalasi.
Abbas mengecam serangan tersebut dan mengatakan bahwa dia menolak “kekerasan dari pihak manapun, terutama di tempat-tempat suci”.
Moedja Adzim